bilik27

handsomebee

bilik27

handsomebee

bilik27

handsomebee

bilik27

handsomebee

bilik27

handsomebee

Bekal Sukses Itu Bernama "PD"

Ditulis oleh: Anne Ahira

Sahabat,

Masalah krisis kepercayaan diri (krisis PD) seringkali menjadi salah satu masalah klasik yang dialami oleh
sebagian orang.

Meski kelihatannya sederhana, namun jika dibiarkan berlama-lama, krisis PD bisa jadi bumerang tersendiri. Salah satunya, potensi yang ada dalam diri kita akan terhambat.

Sekarang mari kita ulas sejauh mana pengaruh kepercayaan diri bisa mempengaruhi keberhasilan seseorang. Saat menghadiri seminar atau sebuah pertemuan misalnya, banyak di antara kita yang lebih nyaman memilih tempat duduk di belakang ketimbang di depan.
Alasannya kadang sederhana.. "takut ditanya sama si pembicara".

Namun saat seminar sudah dimulai, yang duduk paling belakang seringkali jadi tidak begitu kelihatan atau terdengar dengan baik apa yang dibicarakan oleh si pembicara karena terhalang oleh mereka yang duduk di depan!

Pernah merasa seperti itu? :-)

Atau saat kita masih berstatus pelajar, apakah kita termasuk yang malu-malu untuk angkat tangan dan memberikan jawaban yang sebenarnya kita tahu atas pertanyaan yang ditanyakan guru kita? :-)

Sekarang, mari kita cari tahu apa saja yang menyebabkan orang suka minder atau kurang PD! Berikut beberapa alasannya:

1. Sering berpikir yang 'tidak-tidak' tentang diri mereka!

"Coba kalau aku tinggi, aku mau dong jadi model terkenal seperti Luna Maya!
...Tapi sayang, aku nih pendek dan item, gigiku gondrong lagi!!"

kasihan amet... hehe

Sahabat, jangan pernah memandang sebelah mata terhadap diri kita. Semua yg kita miliki adalah anugerah Tuhan yang pasti ada manfaatnya.

2. "Takut Salah" bisa membuat kita tidak maju.

Jika kita selalu takut salah dalam melakukan sesuatu, maka pastinya kita tidak akan pernah bisa berhasil.

Janganlah sahabat takut salah! Karena kesalahan sebenarnya adalah langkah awal menuju keberhasilan.

Tokoh-tokoh besar dunia yang penemuannya sekarang kita nikmati, dulunya mereka banyak melakukan
kesalahan. Namun, mereka terus dan terus mencoba untuk memperbaiki kesalahannya hingga tercipta sebuah penemuan yang besar, seperti lampu pijar, pesawat terbang, Google :-)

Dan masih banyak lagi yang lain! Oleh sebab itu, jangan pernah takut salah!

3. Jika kita bergaul dengan pengecut, otomatis kita juga akan jadi pengecut

Sahabat, pergaulan bisa mempengaruhi kepribadian kita. Jika sahabat berada di lingkungan yang mayoritas tidak punya rasa PD tinggi, maka jangan harap sahabat bisa PD.

Yakinlah, sedikit banyak, PD kita sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimana kita berada. Oleh sebab itu, pandai-pandailah mencari teman atau pergaulan yang memiliki kepercayaan tinggi.

Sahabat juga pasti pernah mendengar istilah "Jika ingin kaya, bergaulah dengan orang-orang kaya".

Maksudnya, bukan berarti kalau kita tidak punya uang bisa bersandar pada mereka dan pinjam uang! :-) Tapi tujuan kita adalah bisa menyerap 'cara berpikir' mereka yang bisa membuat mereka menjadi kaya!

4. Tidak perlu terpengaruh pendapat orang lain.

Kita seringkali terpengaruh dengan pendapat orang lain. Sayangnya, tidak semua pendapat itu benar. Pendapat atau masukan dari luar boleh saja kita tampung. Tugas kita adalah *mengolahnya*, sekaligus untuk evaluasi diri.

Jika ada pendapat yang justru membuat sahabat menjadi mundur dan tidak berhasil, maka sahabat perlu menolaknya, tanpa perlu terpengaruh oleh pendapat itu.

Singkat kata, hilangkan jauh-jauh rasa minder dalam diri kita. sahabat tidak perlu resah dengan kekurangan yang ada. Jika ada melakukan kesalahan, tinggal perbaiki kesalahan yang sahabat buat, dan jadikan kesalahan itu sebagai pengalaman.

The last but not least...
Selalu perkaya diri sahabat dengan ilmu. Karena dengan memiliki banyak ilmu, otomatis kekurangan kita dalam hal lain bisa tertutupi oleh kelebihan lain yang kita miliki!

Sahabat, begitu banyak orang yang tidak menyadari 'sleeping giant' dalam dirinya. Potensi dahsyat dan besar yang acapkali diabaikan oleh alam pikirannya sendiri, yaitu perasaan minder!

So, percaya dirilah sahabat! Agar semua potensi dahsyat yang sahabat miliki *keluar* dan tidak lagi terhambat! :-)



Be a King

Dear Sahabat,

Kita adalah RAJA dari pikiran
kita sendiri.

Oleh sebab itu usahakanlah selalu
berprasangka positif, dan hindari
pikiran negatif.

Sebagai 'raja' yang baik, kita
harus mampu untuk slalu memilih
respon positif, meski di tengah
lingkungan paling buruk sekalipun!

Jangan pernah berkata atau merasa
'aku gak layak..' Bercita-citalah
yang besar... berpikirlah maju!

Kita tidak diciptakan untuk menjadi
kalah, tapi diciptakan untuk
memberikan kemenangan! :-)

Salam Luar Biasa dari sahabatmu,

from:
Anne Ahira
Asian Brain, CEO

http://www.AsianBrain.com
INTERNET MARKETING CENTER

Back

Next

Dia datang

Dia datang
         dan langsung betah
                   masa lalu
                   ......
Dengan sebuah koper
         dan buku petunjuk setan
                   masa itu
                   ........
Dia terlena
         tertidur dan tak mau pergi
                   sekarang
                   ..........
Dia berbunga-bunga
         dengan noda karat di kaca
                   seterusnya
..................................................
Kini pada kita
seribu tangan
         usir mimpinya
         usir hadirnya

Namun
         dia mengelak
berpura-pura
         tidur selamanya

Malas
         dan seribu pasukannya
         menguasai mataku

13 Juli 2001

Edan

Gajah di pelupuk mata tak nampak
kuman di seberang lautan nampak

Danau memerah
kelam mencekam
biru....
kalam mengguncang
alam bernyanyi
lagu kematian
piring terbang

semua....
terkunci rapat
dalam otak

13 Juli 2001

Di Sudut Kota

Aku berjalan dipinggiran pusat kota
asap dan debu mengganggu mata
ku dengar rintih dua bocah menangis
karena ibunya diperkosa

Tapi, mataku masih perih
tak sempat jelas lihatnya
ku hibur dengan dua bungkus permen
si bocah tampak sangat gembira

Di sebuah gang disudut kota
samar-samar terlihat WC umum
langkah ku kesana untuk cuci muka
......katanya uang sewa dibayar dimuka...
sedikit ramai mungkin itu sudah biasa
.....keluar pintu, sosok penjaga sudah tanpa kepala

Langkah kaki masih tak mau berhenti
untuk mencari jawaban dari sebuah misteri
walau bayang kematian kerap mengahntui

12 Juli 2001

Seribu Serangga Di Otakmu

Ku lihat selintas muka mu menghitam
pandangan mu mendobrak pagar besi ku
pemutus nyawa kau pegang
dengannya kau riang
walau kau semakin dekat dengan bayangan kematian

Dengannya kau merasa menang
dan kau tujukan pada ku
tanpa selintas kenangan masa lalu

Ada apa dengan kau, sobat??
begitu dalamkah kau tenggelam?

Ada apakah dengan kau, sobat??
...
kau yang kuimpikan setiap malam
kini mengancam ku dengan kematian

Kala ku lihat laci diotak mu
ku tahu bersarang seribu serangga mematikan
yang aku heran....?!
kau memberinya makan
dan aku terlambat untuk sebuah harapan

12 Juli 2001

Rindu Rembulan Akan mentari

Di malam yang sunyi
ku lihat rembulan menangis
cahaya mu redup terhalang
suara mu merdu, lirih nynyian malam

Oh...rembulan ku
gerangan apa yang bikin hati gundah
sayup-sayup ku dengarkan suara hati mu tertumpah

Tangis mu semakin sedu
sedang dunia risau jika kau murung

Kini ku tahu yang bikin hati gundah
ingin hati membantu, namun apalah daya
serentak dedaunan merunduk memahami
tangis mu semakin sedu

Kini setiap malam kau menangis
tangisan duka menyayat hati
tangisan rindu tak terobati

Walau kami tahu yang menjadi sebab...
namun kami tak berdaya
maaf...
karena kami tahu Dia lah yang punya kuasa

5 des'00

Ku Tulis Sebuah Puisi

Ku tulis sebuah puisi
tuk tuangkan kemelut dihati
yang menggunung setiap hari

Aku perlu membagi rasa
aku stress...!!

Jalanku penuh kerikil tajam
yang dapat mengantuk kaki ku setiap saat
aku sakit..!!
aku butuh dokter..!!

Aku hanya duduk, sementara orang lain telah jauh nun disana
....................

Di kepincangan ku masih berusaha
patah sayap bertongkat paruh
ku tulis sebuah pisi
ku angkat beban
dan kuberjalan di kepincangan

5 Okt'99

Puisi tersebut saya tulis ketika saya masih duduk di bangku SMU kelas 1.
setelah kejadian yang sangat memalukan, konflik keluarga. di saat2 saya merapal mimpi dan cita2, saya harus mendapat ancaman putus sekolah...
puisi ini saya dedikasikan untuk kedua orang tua saya dan teman2 yang belum mengerti keadaan saya waiktu itu....

Tak Mau Tahu

Aku tak lebih mau tahu
aku juga tak kurang mau tahu

Aku mau hatiku
tak sombong ku mau
tak aku mau tahu
mereka nilai diriku

kata mereka ku tak mau tahu
ku mau tak mau tahu

Ku mau jiwa yang ku miliki
ku mau kuasai hawa nafsu
kebebasan yang ku mau

Mereka mau....
supaya aku mau tak mau harus mau
kata mereka ku tak mau tahu

Ku mau segala yang aku mau
walau ajal menjemput ku
ku mau tak mau tahu
ku mau segala yang aku mau

4 Okt'99

Monster Montauk

Monday, May 18, 2009

Monster Montauk kedua ditemukan di Long Beach

Pada Juli 2008, satu bangkai misterius tersapu ombak ke pantai Montauk, sebuah distrik di New York. Penemuan itu segera menjadi headline di berbagai media utama di Amerika. Identitas makhluk tersebut masih menjadi kontroversi dan perdebatan. Sekarang, setelah hampir satu tahun, satu bangkai misterius mirip dengan bangkai Montauk terdampar di pantai Long Island, juga di New York.

Bagi yang belum pernah mendengar Monster Montauk, inilah kisahnya :

Pada tanggal 23 Juli 2008, sebuah surat kabar lokal di Montauk, The Independent melaporkan bahwa seorang penduduk lokal bernama Jenna Hewitt (26 tahun) bersama 3 temannya menemukan seekor makhluk aneh pada tanggal 12 Juli di Pantai Ditch Plains, 2 mil dari distrik tersebut. Hewitt mengatakan, "Kami sedang mencari tempat untuk duduk ketika kami melihat beberapa orang sedang berkerumun melihat sesuatu...kami tidak tahu apa itu..." Hewitt mengambil beberapa foto dari mahkluk tersebut.


Seorang saksi lainnya mengatakan bangkai tersebut seukuran seekor kucing. Spekulasi yang berkembang menyebutkan bahwa bangkai tersebut adalah seekor kura-kura tanpa cangkang. Namun teori ini segera dibantah karena cangkang tidak bisa dicabut tanpa merusak punggung kura-kura. Lagi pula kura-kura tidak memiliki gigi seperti yang terlihat di foto. Fox News pernah menayangkan berita yang menyebutkan bahwa bangkai itu adalah seekor Capibara. Sedangkan Larry Penny, direktur East Hampton Natural Resource menyimpulkan bahwa bangkai tersebut adalah seekor rakon yang kehilangan rahang atas. Kesimpulan ini didukung oleh beberapa ilmuwan seperti Jeff Corwin dan Darren Naish. Spekulasi yang lebih jauh bahkan menyebutkan bahwa makhluk tersebut adalah makhluk hasil eksperimen dari Plum Island Animal Disease Center. Sedangkan Plum Island Animal Disease Center menyimpulkan bahwa bangkai tersebut adalah seekor anjing boxer yang dimutilasi.
Para saksi yang melihatnya entah kenapa bersepakat untuk merahasiakan lokasi penemuan bangkai tersebut. Satu-satunya sumber yang beredar adalah foto yang diambil oleh Hewitt. Nama Monster Montauk pertama kali diberikan oleh Kriptozolog terkenal Loren Coleman. Sejak saat itu Monster Montauk mendunia.

Pada Mei 2009, The National Post melaporkan bahwa pemilik situs www.montauk-monster.com telah menemukan bangkai lainnya. Nicky Papers yang mengelola website tersebut mengatakan bahwa ia dihubungi oleh sepasang suami istri pada tanggal 5 Mei yang mengatakan bahwa mereka mungkin menemukan bangkai monster montauk lagi di North Fork, Long Island, masih di wilayah New York.
masih di wilayah New York.
Papers kemudian melakukan perjalanan untuk melihat bangkai tersebut. "Makhluk itu berbau seperti sampah busuk." Tulis papers. "Baunya sungguh menyengat, kemudian saya segera mengambil foto bangkai tersebut." Bangkai itu disimpan didalam lemari pendingin oleh pasangan suami istri tersebut. Papers percaya bahwa makhluk tersebut berhubungan dengan Plum Island Animal Disease Center dan merupakan hasil dari eksperimen biologi dan bahkan membawa virus H1N1.
(Blog Misteri Enigma)
 

Abu Nawas dan kisah enam ekor lembu yang pandai bicara

Pada suatu hari, Sultan Harun al-Rasyid memanggil Abu Nawas menghadap ke Istana. Kali ini Sultan ingin menguji kecerdikan Abu Nawas. Sesampainya di hadapan Sultan, Abu Nawas pun menyembah. Dan Sultan bertitah, “Hai, Abu Nawas, aku menginginkan enam ekor lembu berjenggot yang pandai bicara, bisakah engkau mendatangkan mereka dalam waktu seminggu? Kalau gagal, akan aku penggal lehermu.

“Baiklah, tuanku Syah Alam, hamba junjung tinggi titah tuanku.”

Semua punggawa istana yang hadir pada saat itu, berkata dalam hati, “Mampuslah kau Abu Nawas!”

Abu Nawas bermohon diri dan pulang ke rumah. Begitu sampai di rumah, ia duduk berdiam diri merenungkan keinginan Sultan. Seharian ia tidak keluar rumah, sehingga membuat tetangga heran. Ia baru keluar rumah persis setelah seminggu kemudian, yaitu batas waktu yang diberikan Sultan kepadanya.

Ia segera menuju kerumunan orang banyak, lalu ujarnya, “Hai orang-orang muda, hari ini hari apa?”

Orang-orang yang menjawab benar akan dia lepaskan, tetapi orang-orang yang menjawab salah, akan ia tahan. Dan ternyata, tidak ada seorangpun yang menjawab dengan benar. Tak ayal, Abu Nawas pun marah-marah kepada mereka, “Begitu saja kok anggak bisa menjawab. Kalau begitu, mari kita menghadap Sultan Harun Al-Rasyid, untuk mencari tahu kebenaran yang sesungguhnya.”
Keesokan harinya, balairung istana Baghdad dipenuhi warga masyarakat yang ingin tahu kesanggupan Abu Nawas mambawa enam ekor Lembu berjenggot.

Sampai di depan Sultan Harun Al-Rasyid, ia pun menghaturkan sembah dan duduk dengan khidmat. Lalu, Sultan berkata, “Hai Abu Nawas, mana lembu berjenggot yang pandai bicara itu?”

Tanpa banyak bicara, Abu Nawas pun menunjuk keenam orang yang dibawanya itu, “Inilah mereka, tuanku Syah Alam.”

“Hai, Abu Nawas, apa yang kau tunjukkan kepadaku itu?”

“Ya, tuanku Syah Alam, tanyalah pada mereka hari apa sekarang,” jawab Abu Nawas.

Ketika Sultan bertanya, ternyata orang-orang itu memberikan jawaban berbeda-beda. Maka berujarlah Abu Nawas, “Jika mereka manusia, tentunya tahu hari ini hari apa. Apalagi jika tuanku menanyakan hari yang lain, akan tambah pusinglah mereka. Manusia atau hewan kah mereka ini? “Inilah lembu berjenggot yang pandai bicara itu, Tuanku.”

Sultan heran melihat Abu Nawas pandai melepaskan diri dari ancaman hukuman. Maka Sultan pun memberikan hadiah 5.000 dinar kepada Abu Nawas.

(Hadits-hadits dan Kisah Teladan)

Napak Tilas Jalur Kereta Api Di Karawang

Sejak jaman dahulu, Kereta Api dianggap salah satu alat transportasi yang cukup efektif. Tidak mengenal macet, bisa membawa penumpang dan barang dengan jumlah yang lebih banyak. Oleh sebab itu, Belanda dengan sistem kerja rodinya berusaha keras untuk membuat jalan-jalan yang membentang dari barat Pulau Jawa hingga timur Pulau Jawa dan salah satunya adalah jalan Kereta Api.

Di Karawang, Jalur Kereta Api Karawang – Rengasdengklok merupakan salah satu jalur kereta api peninggalan Belanda. Tidak ada yang tahu pasti kapan jalur tersebut dibangun, karena beberapa saksi mata yang masih hidup ketika ditemui menyatakan bahwa sejak mereka lahir jalur kereta tersebut sudah ada.

Rute KA Karawang – Rengasdengklok ini bermula dari Stasiun Karawang, kearah timur menuju arah Pasar Johar, lalu belok kiri sebelum perempatan Johar ke arah Lamaran. Nah, di daerah inilah Jalur Karawang – Rengasdengklok berpisah dengan jalur Karawang – Lemahabang (LA) Wadas. Rute yang kearah Lemahabang Wadas inilah yang cukup panjang, karena dari LA Wadas masih terus berlanjut ke selatan hingga ke Cikampek . Tidak hanya sampai disitu, di Cikampek jalur ini beriringan dengan jalur KA yang ada sekarang (Jakarta – Surabaya), Pangulah, Jatisari, hingga titik persimpangan/pertigaan jalur Pantura yang menuju Cilamaya. Dari titik ini rel berlanjut ke arah utara via Jatiragas.
Sementara itu, dari Lamaran jalur kereta api ini berlanjut ke Taneuh Beureum kemudian Tegal Sawah, Rawaleutik dan Rawagede. Stasiunnya sendiri terdapat di Tegal Sawah dan Rawagede. Stasiun kecil yang terbuat dari kayu jati dengan bentuk bangunan yang tinggi.
Jangan pernah membayangkan stasiun tersebut seperti stasiun yang ada di Jakarta Kota dan Tanjung Priok yang sama-sama buatan Belanda yang besar dan megah. Dan, jangan pernah pula membayangkan kecepatan kereta tersebut dengan kecepatan kereta-kereta jaman sekarang. Kereta api Karawang-Dengklok ini kecepatannya hanya 20-30 km/jam maksimal. Jadi kalau kita kejar dengan berlari, maka kereta api tersebut akan terkejar.
Stasiun Kereta Api Jaman BelandaKarena geraknya yang lambat, banyak masyarakat sekitar tidak pernah naik melalui stasiun yang telah disediakan. Mereka lebih senang menunggu di pinggir sawah yang nantinya akan dilewati kereta. Apabila kereta tersebut datang, mereka dengan mudahnya naik ke atas kereta tersebut.  Dengan naik bukan dari stasiun tersebut, otomatis mereka tidak membeli tiket. Hal itulah yang menjadi salah satu faktor gulung tikarnya kereta api jurusan Karawang Dengklok tersebut kelak dikemudian hari.

Pada awal tahun 1970an rangkaian kereta api Karawang-Dengklok berhenti melakukan operasinya karena alasan merugi. Semua fasilitas ditarik ke Kantor Kereta Api Karawang (PT KAI). Fasilitas yang tersisa seperti rel, bekas stasiun dibiarkan tidak terurus bertahun tahun. Lama-lama, tangan-tangan jahil mulai mengambil barang-barang milik PT KAI tersebut. Mulai dari rel yang bisa mereka gunakan untuk membangun rumah sebagai fondasi dan berbagai macam keperluan lainnya, hingga kayu bantalan kereta juga mereka ambil. Tidak ketinggalan, bekas stasiun juga akhirnya menjadi target terakhir yang di rusak.  
(Agus Kusmawan)

“ AKU MAU MATI SAJA....... ! “

Lulus SMA mau lanjut kuliah gak punya duit, putus asa ? Jangan !
Sudah Sarjana cari kerja gak dapet-dapet, putus asa ? Jangan !
Umur sudah kepala tiga mau nikah, gak datang juga tuh jodoh, putus asa ? Jangan !
Baru nikah beberapa bulan, tiap hari ribut terus, putus asa ? Jangan !
Rumah megah, mobil mewah, suami jarang pulang, istri sibuk arisan, anak keluyuran, putus asa ? Jangan !. Pokoknya jangan pernah putus asa apapun masalah kita, Oke !


Sahabat, tidak ada satupun manusia di dunia ini yang tidak diuji oleh Allah SWT dengan masalah, dan ujian itu selalu berbanding lurus dengan kualitas hidup dan Keimanan kita kita. Karena dengan ujian itulah kualitas daya juang kita, keimanan kita dan kesabaran kita akan terukur dan terbukti.

Namun jika ujian benar-benar menerpa kita, jangan coba-coba lari ke tempat yang tidak tepat, lalu kepada siapa kita lari ? ke Dukun/Paranormal ? jangan, ke kuburan atau tempat-tempat yang dikeramatkan ? apalagi disitu juga jangan !, ke Kyai/Ajengan/Syech/Ustadz ? jangan ! atau cari-cari guru spiritual, itu juga gak perlu ! lalu lari kemana ? 
” Maka larilah kepada (menaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu ”.( Adz-Dzariat : 50 ).

Jadi yang pertama kali kita harus lari dulu kepada Allah SWT, setelah itu Allah akan kasih petunjuk kepada kita atau mengirim kepada kita seseorang yang dapat membantu menyelesaikan masalah kita, Insya Allah.

” Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? ( Al-Ankabut : 2 )

” Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar ” ( Al-Baqoroh : 155 )

Oleh karena itu jangan pernah berputus asa karena karena PUTUS ASA itu identik KEKAFIRAN.

” Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". ( Yusuf : 87 )

” Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan Dia, mereka putus asa dari rahmat-Ku, dan mereka itu mendapat azab yang pedih.” (Al-Ankabut :23 )

Seorang pria setengah baya mendatangi seorang guru, “Guru, saya sudah bosan hidup. Sudah jenuh betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yg saya lakukan selalu sial. Saya ingin mati.”

Sang Guru tersenyum, “Oh, kamu sakit.”
“Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati.”
Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Guru meneruskan, “Kamu sakit. Dan penyakitmu itu sebutannya, ‘Alergi Hidup’. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan. Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku.”

“Tidak Guru… Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup.” Tolak pria itu
“Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?”
“Ya, memang saya sudah bosan hidup.”

“Baik, besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini. Setengah diminum malam ini, setengah lagi besok sore jam enam, dan jam delapan malam kau akan mati dengan tenang.”

Giliran dia menjadi bingung. Setiap Guru yang ia datangi selama ini selalu berupaya untuk memberikannya semangat untuk hidup. Yang satu ini aneh. Ia bahkan menawarkan racun. Tetapi, karen ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.

Pulang kerumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun tersebut. Dan, ia merasakan ketenangan sebagaimana tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai! Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati… terbebaskan dari segala macam masalah.
Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran masakan Jepang. Sesuatu yg sudah tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Pikir-pikir malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya santai banget! Sebelum tidur, ia mencium bibir istrinya dan membisiki di kupingnya, “Sayang, aku mencintaimu.” Karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!

Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Pulang kerumah setengah jam kemudian, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir,ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali, “Mas, apa yg terjadi hari ini? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku, mas.”

Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, “Hari ini, Bos kita kok aneh ya?”
Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan apresiatif terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.

Pulang kerumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, “Mas, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu.” Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, “Ayah, maafkan kami semua. Selama ini ayah selalu stres karena perilaku kami semua.”
Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia membatalkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya?

” Ya Tuhan, apakah maut akan datang kepadaku. Tundalah kematian itu ya Tuhan. Aku takut sekali jika aku hrs meninggalkan dunia ini ”.

Ia pun buru-buru mendatangi sang Guru yang telah memberi racun kepadanya. Sesampainya dirumah Guru tersebut, pria itu mengatakan bahwa ia akan membatalkan kematiannya. Karen ia takut sekali jika ia harus kembali kehilangan semua hal yang telah membuat dia menjadi hidup kembali.

Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi, sang Guru berkata “Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh, APABILA KAU HIDUP DALAM KEKINIAN, APABILA KAU HIDUP DENGAN KESADARAN BAHWA MAUT DAPAT MENJEMPUTMU KAPAN SAJA, MAKA KAU AKAN MENIKMATI SETIAP DETIK KEHIDUPANMU.

LEBURKAN EGOMU, KEANGKUHANMU, KESOMBONGANMU. JADILAH LEMBUT, SELEMBUT AIR. DAN MENGALIRLAH BERSAMA SUNGAI KEHIDUPAN. KAU TIDAK AKAN JENUH, TIDAK AKAN BOSAN. KAU AKAN MERASA HIDUP. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan.”

Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Ah, indahnya dunia ini…
“Hiduplah seolah-olah kamu akan mati esok, Belajarlah seolah-olah kamu hidup selamanya”.

Buat yang masih suka menunda-nunda, apakah jadinya kalau besok hari meninggal?
KEMATIAN PASTI AKAN TIBA menjemput setiap kita, Gak usah dicari dan Gak usah diminta, karena tidak ada satupun ujian hidup di Dunia ini yang melebihi kemampuan kita.

Mari kita siapkan bekal yang terbaik untuk hidup di ALAM dengan DIMENSI YANG LEBIH TINGGI dan KEBAHAGIAAN YANG KEKAL dan HAKIKI.

” TIAP-TIAP YANG BERJIWA AKAN MERASAKAN MATI. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. KEHIDUPAN DUNIA ITU TIDAK LAIN HANYALAH KESENANGAN YANG MENIPU “ (Ali Imron :185)

Bagi Sahabat yang ingin menambah bekal di Alam Penantian ikutilah PROGRAM INFAQ KASUR ANAK ASUH, info lengkap silahkan klik http://www.rumah-yatim-indonesia.org

Khalifah Umar Bin Khattab dan Ibu Pemasak Batu

Suatu masa dalam kepemimpinan Umar, terjadilah Tahun Abu. Masyarakat Arab, mengalami masa paceklik yang berat. Hujan tidak lagi turun. Pepohonan mengering, tidak terhitung hewan yang mati mengenaskan. Tanah tempat berpijak hampir menghitam seperti abu.

Putus asa mendera di mana-mana. Saat itu Umar sang pemimpin menampilkan kepribadian yang sebenar-benar pemimpin. Keadaan rakyat diperhatikannya saksama. Tanggung jawabnya dijalankan sepenuh hati. Setiap hari ia menginstruksikan aparatnya menyembelih onta-onta potong dan menyebarkan pengumuman kepada seluruh rakyat. Berbondong-bondong rakyat datang untuk makan. Semakin pedih hatinya. Saat itu, kecemasan menjadi kian tebal. Dengan hati gentar, lidah kelunya berujar, “Ya Allah, jangan sampai umat Muhammad menemui kehancuran di tangan ini.”

Umar menabukan makan daging, minyak samin, dan susu untuk perutnya sendiri. Bukan apa-apa, ia khawatir makanan untuk rakyatnya berkurang. Ia, si pemberani itu, hanya menyantap sedikit roti dengan minyak zaitun. Akibatnya, perutnya terasa panas dan kepada pembantunya ia berkata “Kurangilah panas minyak itu dengan api”. Minyak pun dimasak, namun perutnya kian bertambah panas dan berbunyi nyaring. Jika sudah demikian, ditabuh perutnya dengan jemari seraya berkata, “Berkeronconglah sesukamu, dan kau akan tetap menjumpai minyak, sampai rakyatku bisa kenyang dan hidup dengan wajar.”
 
Hampir setiap malam Umar bin Khattab melakukan perjalanan diam-diam. Ditemani salah seorang sahabatnya, ia masuk keluar kampung. Ini ia lakukan untuk mengetahui kehidupan rakyatnya. Umar khawatir jika ada hak-hak mereka yang belum ditunaikan oleh aparat pemerintahannya.

Malam itu pun, bersama Aslam, Khalifah Umar berada di suatu kampung terpencil. Kampung itu berada di tengah-tengah gurun yang sepi. Saat itu Khalifah terperanjat. Dari sebuah kemah yang sudah rombeng, terdengar seorang gadis kecil sedang menangis berkepanjangan. Umar bin khattab dan Aslam bergegas mendekati kemah itu, siapa tahu penghuninya membutuhkan pertolongan mendesak.
Setelah dekat, Umar melihat seorang perempuan tua tengah menjerangkan panci di atas tungku api. Asap mengepul-ngepul dari panci itu, sementara si ibu terus saja mengaduk-aduk isi panci dengan sebuah sendok kayu yang panjang.
 
“Assalamu’alaikum,” Umar memberi salam.
Mendengar salam Umar, ibu itu mendongakan kepala seraya menjawab salam Umar. Tapi setelah itu, ia kembali pada pekerjaannya mengaduk-aduk isi panci.
 
“Siapakah gerangan yang menangis di dalam itu?” tanya Umar.
 
Dengan sedikit tak peduli, ibu itu menjawab, “Anakku….”
 
“Apakah ia sakit?”
 
“Tidak,” jawab si ibu lagi. “Ia kelaparan.”
 
Umar dan Aslam tertegun. Mereka masih tetap duduk di depan kemah sampai lebih dari satu jam. Gadis kecil itu masih terus menangis. Sedangkan ibunya terus mengaduk-aduk isi pancinya.
Umar tidak habis pikir, apa yang sedang dimasak oleh ibu tua itu? Sudah begitu lama tapi belum juga matang. Karena tak tahan, akhirnya Umar berkata, “Apa yang sedang kau masak, hai Ibu? Kenapa tidak matang-matang juga masakanmu itu?”
 
Ibu itu menoleh dan menjawab, “Hmmm, kau lihatlah sendiri!”
 
Umar dan Aslam segera menjenguk ke dalam panci tersebut. Alangkah kagetnya ketika mereka melihat apa yang ada di dalam panci tersebut. Sambil masih terbelalak tak percaya, 

Umar berteriak, “Apakah kau memasak batu?”
 
Perempuan itu menjawab dengan menganggukkan kepala.
 
“Buat apa?”

Dengan suara lirih, perempuan itu kembali bersuara menjawab pertanyaan Umar, “Aku memasak batu-btu ini untuk menghibur anakku. Inilah kejahatan Khalifah Umar bin Khattab. Ia tidak mau melihat ke bawah, apakah kebutuhan rakyatnya sudah terpenuhi belum. Lihatlah aku. Aku seorang janda. Sejak dari pagi tadi, aku dan anakku belum makan apa-apa. Jadi anakku pun kusuruh berpuasa, dengan harapan ketika waktu berbuka kami mendapat rejeki. Namun ternyata tidak. Sesudah magrib tiba, makanan belum ada juga. Anakku terpaksa tidur dengan perut yang kosong. Aku mengumpulkan batu-batu kecil, memasukkannya ke dalam panci dan kuisi air. Lalu batu-batu itu kumasak untuk membohongi anakku, dengan harapan ia akan tertidur lelap sampai pagi. Ternyata tidak. Mungkin karena lapar, sebentar-sebentar ia bangun dan menangis minta makan.”
 
Ibu itu diam sejenak. Kemudian ia melanjutkan, “Namun apa dayaku? Sungguh Umar bin Khattab tidak pantas jadi pemimpin. Ia tidak mampu menjamin kebutuhan rakyatnya.”
 
Mendengar penuturan si Ibu seperti itu, Aslam akan menegur perempuan itu. Namun Umar sempat mencegah. Dengan air mata berlinang ia bangkit dan mengajak Aslam cepat-cepat pulang ke Madinah. Tanpa istirahat lagi, Umar segera memikul gandum di punggungnya, untuk diberikan kepada janda tua yang sengsara itu.
 
Karena Umar bin Khattab terlihat keletihan, Aslam berkata, “Wahai Amirul Mukminin, biarlah aku saya yang memikul karung itu….”
 
Dengan wajah merah padam, Umar menjawab sebat, “Aslam, jangan jerumuskan aku ke dalam neraka. Engkau akan menggantikan aku memikul beban ini, apakah kau kira engkau akan mau memikul beban di pundakku ini di hari pembalasan kelak?”

Aslam tertunduk. Ia masih berdiri mematung, ketika terseok-seok Khalifah Umar bin Khattab berjuang memikul karung gandum menuju ke tempat wanita dan anak-anaknya yang sedang kelaparan. Ketika sampai di tempat wanita tersebutk kemudian khalifah Umar meletakkan karung berisi gandum dan beberapa liter minyak samin ke tanah, kemudian memasaknya. Tatkala gandum tersebut sudah masak Khalifah Umar meminta sang ibu membangunkan anaknya.
 
“Bangunkanlah anak untuk makan.”
 
Anak yang kelaparan tersebut bangun dan makan dengan lahapnya. Anak tersebut kembali tertidur dengan perut yang telah kenyang.
 
“Wanita itu berkata, terimakasih, semoga Allah membalas perbuatanmu dengan pahala yang berlipat.”
 
Sebelum pergi khalifah Umar berkata kepada wanita tersebut untuk datang menemui khalifah Umar bin Khattab ra, karena khalifah akan memberikan haknya sebagai penerima santunan negara.
 
Esok harinya pergilah wanita tersebut ke tengah kota Madinah untuk menemui khalifah Umar bin Khattab ra, dan tatkala wanita tersebut bertemu dengan khalifah Umar, betapa terkejutnya wanita tersebut, bahwa khalifah Umar adalah orang yang memanggulkan dan memasakkan gandum tadi malam. 

Sumber : Hadits-Hadits dan Kisah Teladan

Abu Nawas dan Seorang Pengemis

 Ada seorang saudagar di Bagdad yang mempunyai sebuah kolam yang airnya terkenal sangat dingin. Konon tidak seorangpun yang tahan berendam didalamnya berlama-lama, apalagi hingga separuh malam.
“Siapa yang berani berendam semalam di kolamku, aku beri hadiah sepuluh ringgit,” kata saudagar itu. 

Ajakan tersebut mengundang banyak orang untuk mencobanya. Namun tidak ada yang tahan semalam, paling lama hanya mampu sampai sepertiga malam.
Pada suatu hari datang seorang pengemis kepadanya. “Maukah kamu berendam di dalam kolamku ini semalam? Jika kamu tahan aku beri hadiah sepuluh ringgit,” kata si saudagar.
“Baiklah akan kucoba,” jawab si pengemis. Kemudian dicelupkannya kedua tangan dan kakinya ke dalam kolam, memang air kolam itu dingin sekali. “Boleh juga,” katanya kemudian.
“Kalau begitu nanti malam kamu bisa berendam disitu,” kata si saudagar.
Menanti datangnya malam si pengemis pulang dulu ingin memberi tahu anak istrinya mengenai rencana berendam di kolam itu.
“Istriku,” kata si pengemis sesampainya di rumah. “Bagaimana pendapatmu bila aku berendam semalam di kolam saudagar itu untuk mendapat uang sepuluh ringgit? Kalau kamu setuju aku akan mencobanya.”
“Setuju,” jawab si istri, “Moga-moga Tuhan menguatkan badanmu.”
Kemudian pengemis itu kembali ke rumah saudagar. “Nanti malam jam delapan kamu boleh masuk ke kolamku dan boleh keluar jam enam pagi,” kata si saudagar, “Jika tahan akan ku bayar upahmu.”
Setelah sampai waktunya masuklah si pengemis ke dalam kolam, hampir tengah malam ia kedinginan sampai tidak tahan lagi dan ingin keluar, tetapi karena mengharap uang upah sepuluh ringgit, ditahannya maksud itu sekuat tenaga. Ia kemudian berdoa kepada Tuhan agar airnya tidak terlalu dingin lagi. Ternyata doanya dikabulkan, ia tidak merasa kedinginan lagi. Kira-kira jam dua pagi anaknya datang menyusul. Ia khawatir jangan-jangan bapaknya mati kedinginan. Hatinya sangat gembira ketika dilihat bapaknya masih hidup. Kemudian ia menyalakan api di tepi kolam dan menunggu sampai pagi
.

Asiiikk....dapat uang......
Siang harinya pengemis itu bangkit dari kolam dan buru-buru menemui si saudagar untuk minta upahnya. Namun saudagar itu menolak membayar, “Aku tidak mau membayar, karena anakmu membuat api di tepi kolam, kamu pasti tidak kedinginan.”
Namun si pengemis tidak mau kalah, “Panas api itu tidak sampai ke badan saya, selain apinya jauh, saya kan berendam di air, masakan api bisa masuk ke dalam air?”
“Aku tetap tidak mau membayar upahmu,” kata saudagar itu ngotot. “Sekarang terserah kamu, mau melapor atau berkelahi denganku, aku tunggu.”
Dengan perasaan gondok pengemis itu pulang ke rumah, “Sudah kedinginan setengah mati, tidak dapat uang lagi,” pikirnya. Ia kemudian mengadukan penipuan itu kepada seorang hakim. Boro-boro pengaduannya di dengar, Hakim itu malahan membenarkan sikap sang saudagar. Lantas ia berusaha menemui orang-orang besar lainnya untuk diajak bicara, namun ia tetap disalahkan juga.


“Kemana lagi aku akan mengadukan nasibku ini,” kata si pengemis dengan nada putus asa. “Ya Allah, engkau jugalah yang tahu nasib hamba-Mu ini, mudah-mudahan tiap-tipa orang yang benar engkau menangkan.” Doanya dalam hati.
Ia pun berjalan mengikuti langkah kakinya dengan perasaan yang semakin dongkol. Dengan takdir Allah ia bertemu dengan Abu Nawas di sudut jalan.

“Hai, hamba Allah,” Tanya Abu Nawas, ketika melihat pengemis itu tampak sangat sedih. “mengapa anda kelihatan murung sekali? Padahal udara sedemikian cerah.”
“Memang benar hamba sedang dirundung malang,” kata si pengemis, lantas diceritakan musibah yang menimpa si pengemis sambil mengadukan nasibnya.
“Jangan sedih lagi,” kata Abu Nawas ringan. “Insyaallah aku dapat membantu menyelesaikan masalahmu. Besok datanglah ke rumahku dan lihatlah caraku, niscaya kamu menang dengan izin Allah.”
“Terima kasih banyak, anda bersedia menolongku,” kata si pengemis. Lantas keduanya berpisah. 

Abu Nawas tidak pulang ke rumah, melainkan menghadap Baginda Sultan di Istana. “Apa kabar, hai Abu Nawas?” sapa Baginda Sultan begitu melihat batang hidung Abu Nawas. “Ada masalah apa gerangan hari ini?”
“Kabar baik, ya Tuanku Syah Alam,” jawab Abu Nawas. “jika tidak keberatan patik silahkan baginda datang kerumah patik, sebab patik punya hajat.”
“Kapan aku mesti datang ke rumahmu?” tanya baginda Sultan.
“Hari Senin jam tujuh pagi, tuanku,” jawa Abu Nawas.
“Baiklah,” kata Sultan, aku pasti datang ke rumahmu.”
Begitu keluar dari Istana, Abu Nawas langsung ke rumah saudagar yang punya kolam, kemudian ke rumah tuan hakim dan pembesar-pembesar lainnya yang pernah dihubungi oleh si pengemis. Kepada mereka Abu Nawas menyampaikan undangan untuk datang kerumahnya senin depan.
Hari senin yang ditunggu, sejak jam tujuh pagi rumah Abu Nawas telah penuh dengan tamu yang diundang, termasuk baginda Sultan. Mereka duduk di permadani yang sebelumnya telah di gelar oleh tuan rumah sesuai dengan pangkat dan kedudukan masing-masing. Setelah semuanya terkumpul, Abu Nawas mohon kepada sultan untuk pergi kebelakang rumah, ia kemudian menggantung sebuah periuk besar pada sebuah pohon, menjerangnya – menaruh di atas api.

Tunggu punya tunggu, Abu Nawas tidak tampak batang hidungnya, maka Sultan pun memanggil Abu Nawas, “kemana gerangan si Abu Nawas, sudah masakkah nasinya atau belum?” gerutu Sultan.
Rupanya gerutuan Sultan di dengar oleh Abu Nawas, ia pun menjawab, “Tunggulah sebentar lagi, tuanku Syah Alam.”

 Baginda pun diam, dan duduk kembali. Namun ketika matahari telah sampai ke ubun-ubun, ternyata Abu Nawas tak juga muncul dihadapan para tamu. Perut baginda yang buncit itu telah keroncongan. “Hai Abu Nawas, bagaimana dengan masakanmu itu? Aku sudah lapar, kata Baginda.
“Sebentar lagi, ya Syah Alam,” sahut tuan rumah.
Baginda masih sabar, ia kemudian duduk kembali, tetapi ketika waktu dzuhur sudah hampir habis tak juga ada hidangan yang keluar, baginda tak sabar lagi, ia pun menyusul Abu Nawas dibagian belakang rumah, di ikuti tamu-tamu lainnya. Mereka mau tahu apa sesungguhnya yang dikerjakan tuan rumah, ternyata Abu Nawas sedang mengipa-ngipas api di tungkunya.
“Hai Abu Nawas, mengapa kamu membuat api di bawah pohon seperti itu? Tanga baginda Sultan
Abu Nawas pun bangkit, demi mendengar pernyataan baginda. “Ya tuanku Syah Alam, hamba sedang memasak nasi, sebentar lagi juga masak,” jawabnya.
“Menanak nasi?” tanya baginda, “Mana periuknya?”
“Ada, tuanku,” jawab Abu nawas sambil mengangkat mukanya ke atas.
“Ada?” tanya beginda keheranan. “Mana?” ia mendongakkan mukanya ke atas mengikuti gerak Abu Nawas, tampak di atas sana sebuah periuk besar bergantung jauh dari tanah.
“Hai, Abu Nawas, sudah gilakah kamu?” tanya Sultan. “Memasak nasi bukan begitu caranya, periuk di atas pohon, apinya di bawah, kamu tunggu sepuluh hari pun beras itu tidak bakalan jadi nasi.”
“Begini, Baginda,” Abu Nawas berusaha menjelaskan perbuatannya. “Ada seorang pengemis berjanji dengan seorang saudagar, pengemis itu disuruh berendam dalam kolam yang airnya sangat dingin dan akan diupah sepuluh ringgit jika mampu bertahan satu malam. Si pengemis setuju karena mengharap upah sepuluh ringgit dan berhasil melaksanakan janjinya. Tapi si saudagar tidak mau membayar, dengan alasan anak si pengemis membuat api di pinggir kolam.” Lalu semuanya diceritakan kepada Sultan lengkap dengan sikap tuan hakim dan para pembesar yang membenarkan sikap si saudagar. “Itulah sebabnya patik berbuat seperti ini.”
“Boro-boro nasi itu akan matang,” kata Sultan, “Airnya saja tidak bakal panas, karena apinya terlalu jauh.”
“Demikian pula halnya si pengemis,” kata Abu Nawas lagi. “Ia di dalam air dan anaknya membuat api di tanah jauh dari pinggir kolam. Tetapi saudagar itu mengatakan bahwa si pengemis tidak berendam di air karena ada api di pinggir kolam, sehingga air kolam jadi hangat.”
Saudagar itu pucat mukanya. Ia tidak dapat membantah kata-kata Abu Nawas. Begitu pula para pembesar itu, karena memang demikian halnya.
“Sekarang aku ambil keputusan begini,” kata Sultan. “Saudagar itu harus membayar si pengemis seratus dirham dan di hukum selama satu bulan karena telah berbuat salah kepada orang miskin. Hakim dan orang-orang pembesar di hukum empat hari karena berbuat tidak adil dan menyalahkan orang yang benar.”

Saat itu juga si pengemis memperoleh uangnya dari si saudagar. Setelah menyampaikan hormat kepada Sultan dan memberi salam kepada Abu Nawas, ia pun pulang dengan riangnya. Sultan kemudian memerintah mentrinya untuk memenjarakan saudagar dan para pembesar sebelum akhirnya kembali ke Istana dalam keadaan lapar dan dahaga.
Akan halnya Abu Nawas, ia pun sebenarnya perutnya keroncongan dan kehausan.

TOTALITAS CINTA


“ I Love You Very Much “, sebuah kalimat indah yang akan menggetarkan hati dan jiwa seseorang yang sedang mendamba kehadiran dan kehangatan sang kekasih, ya... CINTA MATI itulah yang selalu diharap oleh setiap kita terhadap pasangan kita, kekasih kita, suami istri kita.

Mengatakan Cinta kepada pasangan kita adalah hal yang wajar dan manusiawi, namun jangan berharap 100 persen Cinta kita dengan Pasangan kita bisa abadi, karena kita adalah manusia biasa yang tidak akan pernah abadi KECUALI keduanya memiliki TOTALITAS CINTA sebagaimana totalitas Cintanya Sahabat Abu Bakar As Shidiq, dijamin pasangan tersebut Cintanya akan kekal Dunia sampai Akhirat. Inilah kisah Totalitas Cinta yang sesungguhnya.

"Abu Bakar mengungguli kalian bukan karena banyaknya salat dan banyaknya puasa, tapi karena ada sesuatu yang bersemayam di hatinya." (HR at-Tirmidzi di an-Nawâdir dan al-Ghazali di Ihyâ' Ulûmiddîn)

Abu Bakar ash-Shiddiq adalah manusia terbaik dari kalangan umat Rasulullah Muhammad SAW. Rasulullah SAW. Beliau juga menobatkannya khalîl atau kekasih terdekat bagi beliau. Faktor utamanya bukan hanya karena banyaknya amal yang beliau lakukan, tapi juga karena totalitas hatinya. Hatinya serba total untuk Allah dan Rasul-Nya.
Pada saat Rasulullah SAW mengumumkan agar kaum Muslimin menyumbangkan harta mereka untuk dana perang Tabuk, Abu Bakar membawa seluruh hartanya kepada Rasulullah SAW. "Apa yang engkau sisakan untuk keluargamu?" tanya Rasulullah kepada Abu Bakar.

"Allah dan Rasul-Nya?" jawab Abu Bakar tanpa keraguan sedikitpun.

"Orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dengan sepenuh hati tak menyisakan apapun melainkan apa yang ia cintai," demikian komentar Imam al-Ghazali tentang kisah beliau ini.

Totalitas hati itu membawa Abu Bakar SAW menjadi orang yang paling kenal dengan Allah di antara umat Rasulullah SAW yang lain. Abu Bakar Radhiallâhu'anhu mengorbankan segalanya untuk Allah dan Rasulullah SAW

Hingga, hidupnya begitu miskin setelah mengucapkan ikrar Islam di hadapan Rasulullah. Padahal, sebelumnya Abu Bakar adalah saudagar kaya yang disegani di Quraisy.

Abdullah bin Umar bercerita: Suatu ketika Rasulullah SAW duduk, Di samping beliau ada Abu Bakar memakai jubah kasar, di bagian dadanya ditutupi dengan tambalan. Malaikat Jibril turun menemui Rasulullah SAW dan menyampaikan salam Allah kepada Abu Bakar.
"Hai Rasulullah, kenapa aku lihat Abu Bakar memakai jubah kasar dengan tambalan penutup di bagian dadanya?" tanya Malaikat Jibril.
"Ia telah menginfakkan hartanya untukku ( untuk kepentingan dakwah: pen)." Sabda beliau
"Sampaikan kepadanya salam dari Allah dan sampaikan kepadanya: Tuhanmu bertanya: Apakah engkau rela dengan kefakiranmu ini ataukah tidak rela?"
Rasulullah SAW menoleh kepada Abu Bakar. "Hai Abu Bakar, ini Jibril menyampaikan salam dari Allah kepadamu, dan Allah bertanya: Apakah engkau rela dengan kefakiranmu/kemiskinan ini ataukah tidak rela?"

Abu Bakar menangis: "Apakah aku akan murka kepada (takdir) Tuhanku!? (Tidak!) Aku ridha dengan (takdir) Tuhanku, Aku rida akan (takdir) Tuhanku."

Semua miliknya habis untuk Allah dan Rasulullah SAW. Inilah totalitas cinta. Cinta yang mengorbankan segalanya untuk Sang Kekasih, tak menyisakan apa-apa lagi selain Dia di hatinya. "Orang yang merasakan kemurnian cinta kepada Allah, maka cinta itu akan membuatnya berpaling dari pencarian terhadap dunia " Demikian untaian kalimat tentang tasawuf cinta yang pernah terucap dari mulut mulia Sayidina Abu Bakar ash-Shiddiq.

“Barang siapa yang mengeluarkan dua macam harta fi sabilillah, maka ia akan dipanggil dari pintu surga… Wahai hamba Allah, sungguh ini perbuatan baik. Dan barang siapa yang selalu melaksanakan shalat, akan dipanggil dari pintu shalat. Dan barang siapa yang ikut berjihad, ia akan di panggil dari pintu jihad. Dan barang siapa yang selalu melaksanakan puasa, akan dipanggil dari pintu yang memancarkan air yang segar. Dan barang siapa yang selalu memberikan sedekah, akan di panggil dari pintu sedekah”.
Maka kemudian Abu Bakar r.a. bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah bisa seseorang dipanggil dari semua pintu surga tadi?” Mendengar pertanyaan Abu Bakar r.a. itu bibir Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam terbuka lalu berkata, “Ya, dan aku sangat berharap engkau termasuk satu diantara orang yang dipanggil dari semua pintu surga.” (HR. Bukhari)

Abu Bakar RA adalah shahabat yang dipanggil dari semua pintu syurga. Kenapa saudaraku ? Karena hatinya telah diberikan hanya untuk Alloh dan Rosul-nya. Hati yang dipenuhi cinta hanya untuk Alloh dan Rosul-Nya...  

Kesendirian Tidak Selalu Mematikan!


Oleh: Anne Ahira

Saya mencoba berbagi pada sahabat tentang sebuah pesan yg pernah disampaikan kepada sy dari senior saya Bu Anne Ahira

isinya luar biasa, dan mungkin sahabat juga harus mengetahui nya...sbb:

Sahabat, banyak orang yang tidak menyukai kesendirian, karena waktu yang dilewati terasa lebih panjang dan
melelahkan.

'Sendiri oh sendiri'... Ternyata hal remeh ini bisa menjadi masalah besar bagi sebagian orang!

Apakah sahabat termasuk yang demikian? :-)

Memang, kesendirian seringkali diidentikkan dengan hal yang menakutkan, mengesalkan, bahkan menjadi simbol kesedihan. Namun, jika kita mau membuka pikiran, sebenarnya kesendirian itu tidak selalu mematikan!

Kesendirian bisa memiliki dua makna...

Pertama, kesendirian menyangkut fisik yang sebenarnya, tanpa ada orang di sekitarnya. Kedua, hanya berbentuk perasaan saja.

Bisa jadi seseorang berada di tengah keramaian, namun merasakan kesunyian. Mungkin sahabat pernah mengalami hal serupa, terutama ketika menemui masalah dengan rekan kerja, sahabat, keluarga, atau pacar? :-) dan lain sebagainya..!


Satu hal yang perlu sahabat ingat, kesendirian dengan arti apapun sebenarnya bukan masalah jika kita mampu
mengelolanya dengan baik, atas perasaan, sikap dan segala situasinya.

Bagaimana kita bisa mengelola kesendirian supaya lebih bermakna? Lakukan hal berikut :

1. Cari kesibukan dengan melakukan aktivitas positif yang sangat sahabat sukai, misalnya dengan membaca, 
    menulis, olahraga, menyanyi? :-) Apapun kesukaan sahabat. Dengan cara ini, kesendirian akan terasa lebih
    menyenangkan!

2. Kedua, ingat-ingat kembali hal-hal yang menjadi impian sahabat dan belum sempat dilakukan. sahabat bisa
    membuka agenda-agenda pribadi, foto-foto jaman dulu, buku-buku, dan lain sebagainya. 
    Percaya, cara ini  akan menyadarkan sahabat akan sempitnya waktu untuk mewujudkan segalanya. 
    Kalau  sudah begini, bukankah kesendirian itu jadi menyenangkan? ;-)

3. Ketiga, buat daftar sebanyak-banyaknya tentang keinginan yang ingin sahabat wujudkan selagi masih   
    hidup. Mungkin dengan cara menuliskan kembali 'keinginan gila' saat sahabat masih kecil? Atau mimpi-
    mimpi lain yang belum terlaksanakan?

    Saat itu sahabat akan sadar, ternyata banyak sekali hal yg memerlukan kesendirian utk mewujudkannya!
 
4. Dan yang terakhir.... Sebenarnya ini merupakan hal *utama* dan yang pertama yang harus sahabat      
    lakukan...
    Mendekatlah kepada Yang Maha Mencinta diri sahabat. Kesendirian ini akan semakin menyadarkan 
    hakekat keberadaan sahabat di dunia.

    Semakin keyakinan ini kuat, maka akan semakin kokoh kemampuan sahabat mengarungi kehidupan,  
    dengan segala situasinya.

Intinya, jangan biarkan sahabat terjebak dalam kesendirian dengan suasana 'hati yang negatif', membiarkannya
berlarut-larut, hingga membuat sahabat putus asa.

Kalau sahabat mau membuka mata, kita sebenarnya tidak pernah benar-benar sendiri. Ada orang lain di sekitar kita. 
Yang jelas, pasti selalu ada orang yang bisa sahabat jadikan teman, dan ajak bicara!

Jika sahabat mau terbuka, dalam kesendirian sahabat bisa merenungkan banyak hal. Dalam kesendirian sahabat bisa menemukan kedewasaan, kebijaksanaan, ide brilian, dan memaksimalkan potensi yang sahabat miliki.

Dalam kesendirian pula sahabat bisa mengungkap kejujuran, yang bisa jadi terkalahkan oleh sombong dan
ego yang seringkali sahabat temukan di keramaian!

Tidak bisa dipungkiri, kesendirian bisa datang kapan saja kepada setiap orang, termasuk kepada sahabat. 
Nah, jika suatu saat atau bahkan saat ini sahabat sedang dilanda 'kesepian' alias merasa 'sunyi sepi sendiri',
sahabat  harus ingat, bahwa kesendirian tidak selamanya mematikan!

Kelola-lah perasaan sahabat dengan baik, dan buatlah kesendirian menjadi lebih bermakna. :-)

MENCIUM BAU SORGA

Sahabat , indikator kesuksesan kita di Kehidupan Akhirat kelak dapat dilihat ketika dalam detik-detik terakhir hembusan nafas kita sampai keluarnya Ruh dalam diri kita. Akankah kita sukses melaluinya ? adakah amal andalan yang sudah kita persiapkan untuk melaluinya ? Pernahkah kita terfikir untuk membuat PLANNING SUKSES AKHIR HAYAT ? ataukah kita tidak pernah terfikir sama sekali ?

Ketika Hembusan Akhir Nafas kita Indah maka akan indahlah Kehidupan Akhirat kita kelak, sebaliknya ketika Hembusan Akhir Nafas kita biasa saja atau bahkan tidak enak dipandang mata, maka Sukses Hidup Kita di Akhirat akan masih mungkin terselamatkan dengan 3 hal : Anak Yang Sholeh yang senantiasa mendo’akan kita, Sedekah Yang tersistem Yang mampu menyelamatkan banyak orang dan Ilmu Yang Membekas dan bermanfaat untuk kebaikan dan kesejahteraan orang banyak.
Kadang amalan-amalan kecil tapi dilakukan dengan berkesinambungan dan penuh ketulusan mampu mengantar kita menuju SUKSES AKHIR HAYAT , namun jika kita mampu membuat Karya Prestatif yang besar untuk Suksesnya Akhir Hayat kita itupun kita harus lakukan. Kisah berikut ini semoga dapat memotivasi kita untuk serius membuat PLANNING SUKSES AKHIR HAYAT.

Seorang Dokter bercerita kepadaku, " Pihak rumah sakit menghubungiku dan memberitahukan bahwa ada seorang pasien dalam keadaaan kritis sedang dirawat. Ketika aku sampai, ternyata pasien tersebut adalah seorang pemuda yang sudah meninggal - semoga Allah merahmatinya -. Lantas bagaimana detail kisah wafatnya. Setiap hari puluhan bahkan ribuan orang meninggal. Namun bagaimana keadaan mereka ketika wafat? Dan bagaimana pula dengan akhir hidupnya?

Pemuda ini terkena peluru nyasar, dengan segera kedua orang tuanya -semoga Allah membalas segala kebaikan mereka- melarikannya ke rumah sakit militer di Riyadh. Di tengah perjalanan, pemuda itu menoleh kepada ibu bapaknya dan sempat berbicara. Tetapi apa yang ia katakan? Apakah ia menjerit dan mengerang sakit? Atau menyuruh agar segera sampai ke rumah sakit? Ataukah ia marah dan jengkel ? Atau apa?

Orang tuanya mengisahkan bahwa anaknya tersebut mengatakan kepada mereka, ‘Jangan khawatir! Saya akan meninggal ... tenanglah ... sesungguhnya aku mencium wangi surga.!' Tidak hanya sampai di sini saja, bahkan ia mengulang-ulang kalimat tersebut di hadapan para dokter yang sedang merawat. Meskipun mereka berusaha berulang-ulang untuk menyelamatkannya, ia berkata kepada mereka, ‘Wahai saudara-saudara, aku akan mati, maka janganlah kalian menyusahkan diri sendiri... karena sekarang aku mencium wangi surga.'
Kemudian ia meminta kedua orang tuanya agar mendekat lalu mencium keduanya dan meminta maaf atas segala kesalahannya. Kemudian ia mengucapkan salam kepada saudara-saudaranya dan mengucapkan dua kalimat syahadat, ‘Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah' Ruhnya melayang kepada Sang Pencipta subhanahu wa ta'ala.

Allahu Akbar ... apa yang harus aku katakan dan apa yang harus aku komentari...Semua kalimat tidak mampu terucap ... dan pena telah kering di tangan... Aku tidak kuasa kecuali hanya mengulang dan mengingat Firman Allah subhanahu wa ta'ala, " Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan akhirat." (Ibrahim : 27)

Ia melanjutkan kisahnya :

"Mereka membawa jenazah pemuda tersebut untuk dimandikan. Maka ia dimandikan oleh saudara Dhiya' di tempat pemandian mayat yang ada di rumah sakit tersebut. Petugas itu melihat beberapa keanehan yang terakhir. Sebagaimana yang telah ia ceritakan sesudah shalat Magrib pada hari yang sama.

1. Ia melihat dahinya berkeringat. Dalam sebuah hadits shahih Rasulullaah Shallallaahu ‘alahi wasallam bersabda, "Sesungguhnya seorang mukmin meninggal dengan dahi berkeringat". Ini merupakan tanda-tanda khusnul khatimah.

2. Ia katakan tangan jenazahnya lunak demikian juga pada persendiannya seakan-akan dia belum mati. Masih mempunyai panas badan yang belum pernah ia jumpai sebelumnya semenjak ia bertugas memandikan mayat. Pada tubuh orang yang sudah meninggal itu (biasanya-red) dingin, kering dan kaku.

3. Telapak tangan kanannya seperti seorang yang membaca tasyahud yang mengacungkan jari telunjuknya mengisyaratkan ketauhidan dan persaksiannya, sementara jari-jari yang lain ia genggam.


Subhanalllah ... Sungguh indah kematian seperti itu. Kita memohon semoga Allah subhanahu wa ta'ala menganugrahkan kita khusnul khatimah.

Sahabat-Sahabat tercinta ... kisah belum selesai...

Saudara Dhiya' bertanya kepada salah seorang pamannya, apa yang ia lakukan semasa hidupnya? Tahukah kita apa jawabnya?

Apakah kita mengira ia menghabiskan malamnya dengan berjalan-jalan di jalan raya atau discotik? Atau duduk di depan layer televisi untuk menyaksikan hal-hal yang terlarang? Atau ia tidur pulas hingga terluput mengerjakan shalat? Atau sedang meneguk khamr, narkoba dan merokok? Menurut kita kira-kira apa yang telah ia kerjakan? Mengapa ia dapatkan husnul khatimah (insyaAllah -red) yang saya yakin bahwa kita semuapun mengidam-ngidamkannya; meninggal dengan mencium wangi surga.

Ayahnya berkata, "Ia selalu bangun dan melaksanakan shalat malam sesanggupnya. Ia juga membangunkan keluarga dan seisi rumah agar dapat melaksanakan shalat Shubuh berjama'ah. Ia gemar menghafal al-Qur'an dan termasuk salah seorang siswa yang berprestasi di SMU."

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Rabb kami ialah Allah' kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): ‘Janganlah kamu takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.' Kamilah pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari (Rabb) Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Fhushilat:30- 32)

http://www.rumah-yatim-indonesia.org

Asal Mula Kecoa

Jaman dahulu kala, di sebuah desa yang di beri nama "Desa Suka Mandi Kembang", hiduplah seorang gadis bernama Era, dia hidup sebatang kara kaya toge. Orang tuanya sudah lama meninggalkan dia, ibunya meninggal karena penyakit latah yang sangat akut, sedangkan ayahnya meninggal karena flu anjing. Era hidup di sebuah rumah yang dia beri nama gubuk derita. 
suatu hari Era melihat pengumuman di sebuah papan yang bertuliskan: "PENGUMUMAN PENGUMUMAN SIAPA YANG PUNYA ANAK BILANG AKU AKU YANG SEDANG MALU, SAMA TEMAN-TEMAN KARNA CUMA DIRIKU YANG TAK LAKU-LAKU.." Sesaat Era terdiam, dan kebingungan, dengan wajah yang seperti ini (-.-) 
Era kembali membaca tulisan di bawahnya: "OKE, BERHUBUNG SANG PANGERAN BELUM PUNYA ISTRI SAMPAI SEKARANG, SEDANGKAN RAJA DAN RATU TAKUT KALAU PANGERAN MENJADI BUJANG LAPUK. MAKA KEPADA SELURUH GADIS DI DESA INI, YANG MERASA DIRINYA SEORANG GADIS TENTUNYA. DI HARAPKAN KEHADIRANNYA DI ISTANA MALAM INI PUKUL 18.00 WIB sesudah solat maghrib, dan sehabis berbuka puasa. demikian pengumuman hari ini. lebih kurangnya saya mohon maaf, wabilahitofik walhidayah wasalamualaikum warohmatulahiwabarokatu"
Era langsung berlari pulang, dan mengobrak-abrik isi lemarinya, tapi dia tidak menemukan baju satu pun. ya jelas aja gak ketemu wong yang di bukanya lemari es! raut wajah kecewa terlihat di wajah Era, padahal ia ingin sekali hadir di pesta itu. tiba-tiba muncul cahaya yang berubah menjadi sosok wanita tua yang gendut, lengkap dengan sayap, tongkat sihir dan kaca spionnya, eh, salah, kacamatanya. 
"Wahai, gadis cantik, mengapa kau menangis?" kata sang ibu teri. 
"Ibu teri, aku sedih, aku ingin ikut di pesta pangeran nanti malam, tapi aku tak punya baju. hikz. hikz" Era menangis tersedu-sedu, samapi ingusnya meler. 
" kasihan sekali kau, baiklah kalau begitu, aku akan mengubah mu menjadi gadis yang sangat canti untuk pesta nanti malam, tapi kau hanya dapat menikmati itu semua sampai jam 12 malam. karena bila lewat dari jam segitu.... bagaimana eike mau mangkaal booo, bajunya aja elu pake??" ucap ibu teri, sambil menirukan gaya khasnya emon di catatan si boy. 
"idih. baiklah kalau begitu. asalkan aku bisa bertemu dengan pangeran" Era mengusap air matanya dan tersenyum kecil. 
ibu teri membacakan sebuah mantra sambil menunjukan tongkat sihirnya pada Era 
"Hompimpa alaihum gambreng, nek ijah pake baju rombeng, unyil kucing, unyil kucing!" kta ibu teri. 
'mantra yang aneh' ucap era dalam hati. 
tidak lama Era berubah menjadi gadis cantik dengan gaun merahnya, tak lupa sepatu kuda yang menghias kakinya. 
"Terimakasih banyak ibu teri, terima kasih.." Era memeluk ibu teri. 
"Sama2 anak ku. tapi ingit, sebelum jam 12, kau harus mengantarkan barang2 yg ku pinjamkan ini, di perempatan desa sebrang. oke?!" 
"baiklah ibu teri" 
"kalau begitu aku pulang dulu" 
ibu teri menjentikan jarinya, tapi dia tidak menghilang, ia menjentikan lagi jarinya, ttp saja dia tidak menghilang. langsung saja ibu teri dengan wajah polosnya, mengambil tindakan, ia membuka pintu, berdiri di pinggir jalan, sambil menunjuk, saat angkot lewat, ia langsung naik, dan melambaikan tangan pada era.
saat di pesta dansa, Era adalah gadis tercantik, semua wanita memandang iri padanya, rambut era yang panjang lurus dan hitam tergerai indah. "rambut kamu bagus ya?" kata seorang tamu pada Era. "Ah, cuma pake shampo kok." ucap Era dan meninggalkan tamu itu dengan wajahnya yang bengong.
"HADIRIN SEKALIAN, KITA SAMBUT PANGERAN LUPIN!" munculah sang pangeran tampan itu, dia langsung berjalan ke arah Era dan mengajaknya berdansa.
tiba saat tengah malam, namun Era masih saja terus berdansa. sedangkan Ibu teri menunggunya di perempatan bersama teman2 lekongnya. Era terus berdansa sampai pagi (udah kaya dangdutan aja, gak cape apa ya) dia terkejut. dia sadar dia lupa mngembalikan bajunya pada ibu Teri. dia berlari keluar istana dan masuk ke gubuk deritanya. dia sembunyi kolong tempat tidurnya. (padahal tempat tidur aja gak punya) tiba2 muncul ibu teri dengan raut muka yang sangat marah. 
"wahai gadis tidak tau diri! mengapa kau tidak menepati janjimu?!" ucap Ibu teri. 
" maafkan aku, aku lupa dengan janji ku." 
"gara kamu! tadi malam aku tidak dapat langganan! terkutuk kau!" ibu teri menunjukan tongkat sihirnya. 
sesaat Era berubah menjadi hewan kecil berwarna coklat, lengkap dengan 2 antena di kepalanya (mungkin itu parabola atau indovision). lalu ibu teri meninggalkan Hewan itu sendiri di gubuk derita yang sangat kumuh itu, Ibu teri pergi dengan angkot lagi.



TAMAT

Aisyah anak ku

Nah ini ada satu lagi yang menarik untuk di baca para sahabat blogger. Sebuah pesan yang dikirim ke inbok facebook saya dari sebuah grup "Rumah Yatim Indonesia". 
sebuah dialog seorang ibu dengan anak perempuannya yang memberikan pembelajaran hati dan kehidupan yang sangat dalam. luar biasa....selamat menikmati...

Aisyah, anakku yang berusia 7 tahun mengalihkan pandangannya pada jadwal pertandingan sepakbola di sebuah Koran. Tapi tiba-tiba saja ia bertanya,
"Bu, siapa sih Marlyn Monroe itu?"
"Oooh... itu bintang film Amerika yang terkenal," jawabku sekenanya.

Aku mengira jawaban itu sudah cukup untuk pertanyaan Aisyah. Tapi ternyata tidak. Ia melanjutkan jawabanku itu dengan pertanyaan lain yang membuatku cukup repot menjawabnya.
"Kalau bom seks itu maksudnya apa?" begitu tanya Aisyah.
Terus terang aku terkejut dengan pertanyaan itu. Aku diam sejenak, lalu mengatakan,
"Itu wanita yang memamerkan kecantikannya. Mereka mengira dengan begitu akan bisa terkenal, disanjung, dan mendapatkan uang dengan cepat," kataku hati-hati.
"Wahh... pasti para ratu kecantikan itu cantik sekali wajahnya ya Bu" katanya polos.
"Ya... katanya sih memang begitu," kataku apa adanya. 

Lagi-lagi kukira dialog kami akan selesai di sini, tapi ternyata tidak. Aisyah, putriku yang baru duduk di kelas 2 SD itu memang kritis. Ia pun melontarkan pertanyaan lagi yang menjadikanku lebih serius menanggapi pertanyaannya.
"Kok ibu bilangnya pakai "katanya', memangnya Marilyn Monroe sekarang sudah tua atau sudah tidak cantik lagi?"
"Bukan begitu, dia sekarang sudah meninggal... bunuh diri..." begitu jawabku. Kupikir aku memang harus bisa menjelaskan masalah ini dengan baik kepada putriku.

Setelah perkataanku itu, Aisyah meletakkan koran yang ada di tangannya dan mendekatiku sambil mengatakan, 
"Kenapa bu? Kan tadi ibu bilang ia orangnya cantik, kaya, terkenal. Kenapa dia bunuh diri?"
Aku mencoba menenangkan diri dan menjawab pertanyaannya perlahan. 
"Yah, ia memang cantik, terkenal dan kaya. Tapi itu semua sekali tidak membuatnya bahagia," kataku sambil
menarik nafas. 

Kali ini aku sudah menduga kalau jawabanku itu akan memancing pertanyaannya lagi. Justru sekarang aku yang ingin agar dia kritis terhadap jawabanku tadi. Aku pun bersiap mendengarkan pertanyaan berikutnya.
"Bagaimana mungkin bu, orang cantik, terkenal, kaya, tapi tidak bahagia?" katanya. 
Pertanyaan itu yang memang kutunggu. 
Aku menjawab, "Ya, karena hatinya kelaparan dan Rohaninya kering."
"Apa bu, hatinya kelaparan? Maksudnya bagaimana sih?"
tanyanya makin penasaran.

Aku terdiam sejenak, berfikir untuk bisa menjelaskan masalah ini dengan tepat.
"Puteriku, manusia itu seperti yang diajarkan oleh agama kita terdiri dari tubuh, pikiran dan hati. Agar seseorang bisa hidup seimbang, bahagia, dan sehat, maka semuanya itu harus diberi makanan. Makanan tubuh kita itu adalah nasi, buah atau minuman. Pikiran kita makanannya adalah ilmu pengetahuan seperti yang engkau pelajari di sekolah dan apa yang kau baca diberbagai media, Sedangkan hati,makanannya adalah melaksanakan aturan Agama dengan penuh keyakinan seperti Iman akan adanya Allah, iman dengan takdir-Nya, kasih sayang-Nya, kekuasaan-Nya, iman kepada hari akhirat dan ain-lain. Sepanjang apapun seseorang hidup, pasti akhirnya akan kembali kepada Allah SWT. Kita akan berhadapan dengan Allah dan mempertanggung jawabkan segala perbuatan kita di hadapan Allah... Saat itu, balasan yang kita terima hanya satu dari dua, surga atau neraka. Dan Allah tak mungkin tidak adil terhadap hamba-Nya
"

Anakku tampak serius sekali memperhatikan uraian tadi. Ia pun terdiam, sepertinya berpikir. 
"Apakah Marilyn Monroe tidak mengetahui hal itu sehingga ia bunuh diri?" katanya.
"Bisa jadi ia tahu tapi mungkin belum yakin. Tapi umumnya orang yang bunuh diri itu adalah karena putus asa dan kekecewaan yang sangat berat. Putus asa seperti itu tidak dialami oleh seorang yang beriman. Dalam surat Yusuf Allah swt berfirman, "Tidaklah orang yang putus asa kepada rahmat Allah itu kecuali orang-orang yang kafir..." Meskipun ia mengalami kesulitan, penderitaan dan berbagai kesusahan, tapi orang beriman tetap percaya pada kasih sayang Allah SWT. Ia bisa melakukan sholat, berdo'a, berdzikir, membaca al-Qur`an yang menjadikan hatinya terang dan jiwanya segar kembali. Karena itulah orang-orang beriman saja yang bisa hidup bahagia ...." 

Sahabat, sering kita mendengar kata IMAN, bahkan membacanya sendiri teori Iman diberbagai kitab, tapi mengapa Nikmat dan Indahnya Iman itu kadang masih belum terasa? Karena kita kadang tidak berani minta bukti atau mencari bukti terhadap apa yang kita imani ( yakini ). Mengapa kita harus minta bukti atau mencari bukti ? agar Iman kita ini tidak setengah-setengah tapi totalitas karena dengan melihat langsung atau merasakan langsung akan menumbuhkan keimanan yang kokoh tak tergoyahkan.

Seorang Ibrahim, manusia pilihan setelah beliau mengetahui bahwa Allah adalah Tuhan yang menciptakan Bintang, Bulan dan Matahari, kemudian beliau minta bukti ingin melihat bagaimana Allah menghidupkan seekor burung yang telah dicincang menjadi empat bagian, dan Allahpun memperlihatkan kekuasaannya itu kepada Nabi Ibrahim.

Seorang Musa, manusia pilihan setelah beliau mampu berkomunikasi langsung dengan Allah SWT, masih minta agar beliau bisa meihat secara langsung Dzat Allah SWT, dan Allahpun lagi2 memperlihatkan Dzatnya itu kepada Musa namun Musa tidak mampu melihatnya karena Gunung yang kokoh didepan matanya saja hancur lebur setelah melihat Dzat Allah SWT.

Kalau Nabi-Nabi pilihan saja minta bukti, mengapa kita yang manusia biasa tidak berani minta bukti ? Bagaimana caranya ? buatlah sebuah Proyek lalu munajatkan kepada Allah yang Maha Mendengar pinta kita.. Mulai dari Proyek kecil-kecilan sampai Mega Proyek silahkan minta bukti gak usah takut, Bagaimana merasakan pertolonganNYA, Kasih SayangNYA, PemaafNYA dan segalanya
Contoh : Proyek Cari Jodoh, pertama yakinkan diri kita siap menikah, telah mempersiapkan segala sesuatu tentang pernikahan sesuai dengan kemampuan yang kita miliki, telah mempelajari dengan baik hal-hal dan aturan2 pernikahan, setelah itu mintalah bukti akan kekuasaan Allah SWT mendatangkan Jodoh yang telah ada di TangnNYA.

” Ya Allah, Engkau yang Maha Mendengar dan Maha Kuasa, Engkau Maha Tahu betapa nafsuku telah menguasai sendi-sendi tulangku dan aliran darahku, betapa mataku tak mampu lagi menundukkan pandangan terhadapan kecantikan dan ketampanan makhluk ciptaanMU, betapa hatiku telah iri melihat kemesraan yang telah dipertontonkan disetiap perjalannku. Ya Allah karena jodohku ada dalam genggaman TanganMU, lepaskanlah genggamanMU dan berikanlah padaku ”, Insya Allah tak lama berbagai jalan mudah akan kita temui dan jika ini terjadi, maka itulah IMAN akan tertanam. IMAN BUKAN DIUCAPKAN TAPI DIBUKTIKAN & DIRASAKAN .