bilik27

handsomebee

bilik27

handsomebee

bilik27

handsomebee

bilik27

handsomebee

bilik27

handsomebee

Garam

Seorang anak benama Rafi, mengeluh kepada ayahnya yang sedang makan di ruang makan, “Ayah, guruku tidak adil, masak si Budi kok yang ditunjuk jadi ketua kelas. Padahal aku adalah anak yang terpintar di kelas, aku juga sering membantu Pak guru. Padahal aku yakin akan menjadi ketua kelas.” keluh Rafi sambil cemberut.

”Begitu ya?” tanya sang ayah, sambil menyelesaikan makannya. ”Rafi anakku, lihatlah sup buatan Ibumu ini, menurutmu apa yang membuat sup ini enak?” tanya ayah.

”Hm....pastinya karena banyak sayurnya, ada dagingnya juga, juga penampilannya yang menggugah selera.” jawab sang anak.

”Jawabanmu benar Rafi, akan tetapi itu bukan faktor yang paling utama yang menjadikan sup ini menjadi enak.” kata ayah.

”lalu apa Ayah?” tanya Rafi penasaran.

”Garam! Tanpa adanya garam semua sayuran, daging, kuah akan terasa hambar. Lalu apakah engkau melihat wujud garam dalam sup ini?” tanya ayah lagi.

”Ya nggak dong Ayah, kan sudah larut dalap sup itu” jawab Rafi.

”Kamu benar, garam dalam sup ini tidak terlihat sama sekali, akan tetapi semua orang mengakui akan keberadaan, dan kemanfaatan dalam sup ini, bahkan di semua masakan, tanpa harus terlihat.” kata ayah sambil menatap mata Rafi.

”Begitu juga dalam kehidupan ini Rafi, kita tidak harus tampak, menonjol, populer di depan banyak orang, akan tetapi yang paling utama adalah ketulusan kita dalam berbuat, beramal, membantu. Jadi, menjadi ketua kelas bukanlah faktor utama, walaupun itu juga bermanfaat, akan tetapi ketulusan hatimu dalam berbuat amal itu yang akan diakui dan dikenang selamanya di hati teman-temanmu. Maka jadilah engkau seperti garam.”

KETIKA KERTAS PUTIH ITU SALAH GORES

Dari Abu Hurairah r.a. berkata :Rasulullah SAW bersabda : Tiada
seorang anakpun yang lahir kecuali ia dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka
kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia beragama Yahudi, Nasrani dan
Majusi (HR.Muslim)

Sahabat Rumah Yatim Indonesia yang senantiasa dalam naungan Cinta dan Kasih Sayang Allah SWT, diantara 3 kekayaan yang akan kekal sampai Alam Penantian kita kelak adalah Anak yang Shaleh yang senantiasa memberikan Penghargaan dan Do’a kepada kita sebagai orang tua, namun apa yang akan terjadi jika anak-anak yang kita lahirkan itu kesuciannya ternoda oleh tangan kotor dan perilaku kita sebagai orang tua ? , mungkin kisah dibawah ini dapat menjadi renungan untuk kita semua…….
--------------------.

Menjelang istirahat di sebuah kursus pelatiahan, sang Motivator mengajak para peserta untuk melakukan suatu permainan. " Siapakah orang yang paling penting dalam kehidupan Anda ? ", tanyanya., lalu Motivator itu menunjuk salah seorang wanita cantik bernama Nisa.

Nisa diminta maju menuliskan 20 nama orang yang paling berharga dalam kehidupannya. Nisapun kemudian menuliskan 20 nama di papan tulis, ada nama tetangga, teman belajar, saudara, orang tua dan orang-orang tercinta lainnya.

Kemudian sang motivator meminta mencoret satu nama yang dianggap kurang penting, nisa mencoret nama tetangganya, lalu motivator itu menyilahkan mencoret satu nama lagi yang kurang penting, sekarang Nisa mencoret nama teman belajarnya.

Begitu seterusnya sampai pada akhirnya di papan tulis tersisa 5 nama yaitu Ayahnya, Ibunya, kakeknya, neneknya dan nama suaminya. Suasana kelas mendadak sunyi, semua peserta pelatihan memusatkan perhatian kepada sang Motivator, menebak-nebak intruksi selanjutnya dari sang motivator itu. Di tengah keheningan sang motivator berkata " coret dua nama lagi ! ", dengan tangan gemetar Nisa dan gelisah diangkatnya spidol kemudian mencoret nama Ayah dan Ibunya.
Seketika itu pun pecah isak tangis di kelas demikian juga Nisa yang mengeluarkan buliran air mata membasahi pipinya seolah mengingat sesuatu yang cukup menyakitkan, kemudian dia coret juga nama kakek neneknya dan hanya tertinggal nama suaminya, lalu dia bergegas kembali ke tempat duduk karena tidak mampu menahan tangis.

Setelah suasana sedikit tenang, sang motivator itu lalu bertanya : " orang yang berharga dalam hidup Anda bukan kedua orang tua Anda ? orang tua yang melahirkan dan membesarkan Anda, kakek nenek yang mengasihi dan menyayangi Anda, sedangkan suami masih bisa dicari lagi apalagi Anda masih cukup muda. Mengapa Anda memilh sosok suami sebagai orang yang paling berharga ? boleh Anda maju lagi menjelaskannya ! ".

Semua mata tertuju kepada Nisa, wanita cantik yang sekarang berada di depan kelas, sambil terisak Nisa bercerita : " semenjak aku kecil sampai aku dewasa tidak pernah aku rasakan ciuman cinta dari papa dan mamaku, yang aku terima dari mama hanyalah cacian dan kata-kata yang menyakitkan, kamu bego, kamu bodoh, tolol dan lain-lain, dan ketika aku masih usia SD sebuah putung rokok papa mendarat di pahaku serta kekerasan fisik lain yang susah aku lupakan sampai sekarang, bersyukur aku punya kakek nenek yang sangat menyayangiku sebagai tumpuhan segala penderitaanku, namun sayang kakek meninggal sejak aku masih kecil sedangkan nenek tinggal cukup jauh dari rumahku ", mendadak suasana kelas semakin gaduh dengan isak tangis demikian juga air mata Nisa yang semakin deras berjatuhan.

Setelah suasana tangis di kelas mereda, sang motivator kembali bertanya : " lalu ada apa dengan suami Anda begitu berharga dalam hidup Anda ? ", Nisa tiba-tiba tersenyum, : " ketika hidupku diambang jurang kehancuran dan nista, dia hadir memenuhi relung-relung jiwaku yang sudah sekian lama hampa, dia membimbingku dan menunjukkan jalan yang lurus, dia membangkitkan semangat belajarku yang telah punah dan mengantarku meraih gelar sarjana, dia memotivasi aku dan memberikan kepadaku Visi Hidup menuju sukses di masa depan, Aku bersyukur bertemu dengan suami yang sangat perhatian dan selalu memahami problematikan hidupku, sehingga aku tidak lagi mendendam dengan kedua orang tuaku ".

Thank You Allah,
I Love You my husband forever
Mama, Papa, I am Sorry if I must far your life.
for You All, I am not as your thoughts

Sahabat, melahirkan anak atau Generasi yang Shaleh dan Sahalehah tidaklah semudah membalikkan telapak tangan kita, karena betapa gelombang kemaksiatan sangat besar dan akan menghantam setiap kita, hanya dengan melibatkan Tangan Allah disetiap aktifitas pendidikan dan pembinaan terhadap anak dan generasi kita yang akan mampu mencetak Generasi yang unggul , Shaleh dan Shalehah sebagaimana yang kita semua harapkan.


Back
Next

From Anna

oleh Dendi Ilham pada 09 Juli 2010 jam 12:35

Saya mendapat artikel singkat ini dari sebuah sms yang dikirim oleh seorang gadis muda yang bernama "Anna" (Gadis yang sangat menarik...trims yaa..)
Ceritanya sangat menyentuh sekali (untuk saya tentunya) simpel tapi luar biasa....selamat menikmati..

"Apakah Ini Cinta" (Anna memberinya judul seperti ini)

Suatu waktu ada gadis yang karena kecelakaan akhirnya dia buta, parasnya amat cantik namun begitu di jauhi teman-temannya karena cacatnya itu. kita sebut saja namanya "Bunga".
entah apa masalahnya, teman-teman sebayanya enggan bermain dengan dia, bahkan cenderung melecehkannya.

Namun suatu hari, Bunga bertemu dengancseorang pemuda yang cukup tampan...

Pemuda : "hai...sedang apa seorang gadis seperti anda duduk sendirian di pematang ini..?

Bunga : "oh..maaf, anda siapa?
....

seterusnya terjadilah sebuah percakapan yang hangat hingga mereka saling mengenal satu sama lain. pertemuan mereka tak terhenti sampai di situ, sambung menyambung ditempat yang berbeda-beda. timbul lah rasa peduli, percaya dan saling menerima diantara keduanya. bahkan dalam hati keduanya telah menemukan perasaan baru yang istimewa.....mereka saling jatuh cinta.

kehidupan Bunga tak kesepian lagi, hari-harinya diterangi dengan kehadiran dan canda tawa si pemuda. walau kegelapan masih menyelimuti pandangan lahirnya...

Waktu berselang begitu lama dan menyenangkan bagi kedua pasangan pemuda pemudi tersebut, hingga pada puncaknya Bunga menanyakan sesuatu pada si pemuda...

Bunga : "benarkah kamu selama ini senang berteman dengan saya yang cacat ini?"

Pemuda : "dari hati yang paling dalam...iya"

Bunga : "tidak malukah kamu setiap hari menemani saya?"

Pemuda : "dari hati yang paling dalam...tidak"

Bunga : "kalau begitu, maukah kamu terus menemani saya sekarang, nanti dan selamanya...?"

Pemuda : "Hatiku, badanku dan segenap jiwaku...bersedia melakukannya"

Berderai lah air mata "Bunga" mendengar jawaban si pemuda tersebut, dipeluknya si pemuda dengan harap, cinta dan sayang...

Bunga : "Saya berharap bisa melihatmu....setelah itu maukah kamu menikah dengan saya??"

Pemuda : "iya...saya bersedia"

..........................................

Pada suatu ketika, doa "Bunga" terkabul. ada seorang dermawan yang mendonorkan sepasang matanya untuk "Bunga".

Betapa bahagianya gadis tersebut, matanya bisa melihat kembali. dan orang pertama yang dia cari adalah sang kekasih hatinya "si pemuda" tersebut.

berlari dia sangat kencang, menuju tempat biasa mereka bertemu. namun, Betapa kagetnya "Bunga" ketika berjumpa dengan si pemuda, ternyata dia juga buta...

pemuda : "hai...selamat ya..! aku ikut bahagia sekali untukmu...sekarang kau tak hanya bisa meraba wajahku...tapi kau sekarang bisa melihat wajahku bahkan keseluruhan aku, kau ingat disinilah tepatnya pematang tempat pertama kali kita bertemu, kau bisa melihat keindahannya sekarang. lihatlah keatas, sekarang kau bisa melihat keindahan awan-awan nya...mereka lah saksi kita waktu itu. aku beruntung sekali bisa mengenalmu, semangat dan mimpimu...sekarang inilah keadaanku, masih maukah kau mendampingiku sekarang, nanti dan selamanya?"

tanpa membuang waktu lama, bunga melepaskan genggaman tangan si pemuda dan meninggalkannya pergi sendirian ditengah pematang dalam kegelapan...

si pemuda hanya tersenyum dan berkata..

Pemuda : "tolong jaga mataku baik-baik, jika kamu mengerti arti cinta maka jagalah cintamu itu dengan semampumu..."