bilik27

handsomebee

bilik27

handsomebee

bilik27

handsomebee

bilik27

handsomebee

bilik27

handsomebee

Gendong Aku Sampai Ajalku Tiba

Suatu malam ketika aku kembali ke rumah, istriku menghidangkan makan malam untukku. Sambil memegang tangannya aku berkata, "Saya ingin mengatakan sesuatu kepadamu." Istriku lalu duduk di samping sambil menemaniku menikmati makan malam dengan tenang. Tiba-tiba aku tidak tahu harus memulai percakapan dari mana. Kata-kata rasanya berat keluar dari mulutku.



Aku ingin sebuah perceraian di antara kami, karena itu aku beranikan diriku. Nampaknya dia tidak terganggu sama sekali dengan pembicaraanku, dia malah balik bertanya kepadaku dengan tenang, "Mengapa?" Aku menolak menjawabnya, ini membuatnya sungguh marah kepadaku. Malam itu kami tidak saling bertegur sapa. Dia terus menangis dan menangis. Aku tahu bahwa dia ingin tahu alasan di balik keinginanku untuk bercerai.

Dengan sebuah rasa bersalah yang dalam, aku membuat sebuah pernyataan persetujuan untuk bercerai dan dia dapat memiliki rumah kami, mobil, dan 30% dari keuntungan perusahaan kami. Dia sungguh marah dan merobek kertas itu. Wanita yang telah menghabiskan 10 tahun hidupnya bersamaku itu telah menjadi orang yang asing di hatiku. Aku minta maaf kepadanya karena dia telah membuang waktunya 10 tahun bersamaku, untuk semua usaha dan energi yang diberikan kepadaku, tapi aku tidak dapat menarik kembali apa yang telah kukatakan kepada Jane, wanita simpananku, bahwa aku sungguh mencintainya. Istriku menangis lagi. Bagiku tangisannya sekarang tidak berarti apa-apa lagi. Keinginanku untuk bercerai telah bulat.



Hari berikutnya, ketika aku kembali ke rumah sedikit larut, kutemukan dia sedang menulis sesuatu di atas meja di ruang tidur kami. Aku tidak makan malam tapi langsung pergi tidur karena ngantuk yang tak tertahankan akibat rasa capai sesudah seharian bertemu dengan Jane. Ketika terbangun, kulihat dia masih duduk di samping meja itu sambil melanjutkan tulisannya. Aku tidak menghiraukannya dan kembali meneruskan tidurku.



Pagi harinya, dia menyerahkan syarat-syarat perceraian yang telah ditulisnya sejak semalam kepadaku. Dia tidak menginginkan sesuatupun dariku, tetapi hanya membutuhkan waktu sebulan sebelum perceraian. Dia memintaku dalam sebulan itu, kami berdua harus berjuang untuk hidup normal layaknya suami istri. Alasannya sangat sederhana. Putra kami akan menjalani ujian dalam bulan itu sehingga dia tidak ingin mengganggunya dengan rencana perceraian kami. Selain itu, dia juga meminta agar aku harus menggendongnya sambil mengenang kembali saat pesta pernikahan kami. Dia memintaku untuk menggendongnya selama sebulan itu dari kamar tidur sampai muka depan pintu setiap pagi.

Aku pikir dia sudah gila. Akan tetapi, biarlah kucoba untuk membuat hari-hari terakhir kami menjadi indah demi perceraian yang kuinginkan, aku pun menyetujui syarat-syarat yang dia berikan. Aku menceritakan kepada Jane tentang hal itu. Jane tertawa terbahak-bahak mendengarnya. "Terserah saja apa yang menjadi tuntutannya tapi yang pasti dia akan menghadapi perceraian yang telah kita rencanakan," kata Jane.

Ada rasa kaku saat menggendongnya untuk pertama kali, karena kami memang tak pernah lagi melakukan hubungan suami istri belakangan ini. Putra kami melihatnya dan bertepuk tangan di belakang kami. "Wow, papa sedang menggendong mama." Sambil memelukku dengan erat, istriku berkata, "Jangan beritahukan perceraian ini kepada putra kita." Aku menurunkannya di depan pintu. Dia lalu pergi ke depan rumah untuk menunggu bus yang akan membawanya ke tempat kerjanya, sedangkan aku mengendarai mobil sendirian ke kantorku.

Pada hari kedua, kami berdua melakukannya dengan lebih mudah. Dia merapat melekat erat di dadaku. Aku dapat mencium dan merasakan keharuman tubuhnya. Aku menyadari bahwa aku tidak memperhatikan wanita ini dengan seksama untuk waktu yang agak lama. Aku menyadari bahwa dia tidak muda seperti dulu lagi, ada bintik-bintik kecil di wajahnya, rambutnya pun sudah mulai beruban. Namun entah kenapa, hal itu membuatku mengingat bagaimana pernikahan kami dulu.

Pada hari keempat, ketika aku menggendongnya, aku mulai merasakan kedekatan. Inilah wanita yang telah memberi dan mengorbankan 10 tahun kehidupannya untukku. Pada hari keenam dan ketujuh, aku mulai menyadari bahwa kedekatan kami sebagai suami istri mulai tumbuh kembali di hatiku. Aku tentu tidak mengatakan perasaan ini kepada Jane.

Suatu hari, aku memperhatikan dia sedang memilih pakaian yang hendak dia kenakan. Dia mencoba beberapa darinya tapi tidak menemukan satu pun yang cocok untuknya. Dia sedikit mengeluh, "Semua pakaianku terasa terlalu besar untuk tubuhku sekarang." Aku mulai menyadari bahwa dia semakin kurus dan itulah sebabnya kenapa aku dapat dengan mudah menggendongnya. Aku menyadari bahwa dia telah memendam banyak luka dan kepahitan hidup di hatinya. Aku lalu mengulurkan tanganku dan menyentuh kepalanya.

Tiba-tiba putra kami muncul dan berkata," Papa, sekarang saatnya untuk menggendong dan membawa mama." Bagi putraku, melihatku menggendong dan membawa mamanya menjadi peristiwa yang penting dalam hidupnya. Istriku mendekati putra kami dan memeluk erat tubuhnya penuh keharuan. Aku memalingkan wajahku dari peristiwa yang bisa mempengaruhi dan mengubah keputusanku untuk bercerai.

Aku lalu mengangkatnya dengan kedua tanganku, berjalan dari kamar tidur kami, melalui ruang santai sampai ke pintu depan. Tangannya melingkar erat di leherku dengan lembut dan sangat romantis layaknya suami istri yang harmonis. Aku pun memeluk erat tubuhnya, seperti momen hari pernikahan kami 10 tahun yang lalu. Akan tetapi tubuhnya yang sekarang ringan membuatku sedih.



Pada hari terakhir, aku menggendongnya dengan kedua lenganku. Aku susah bergerak meski cuma selangkah ke depan. Putra kami telah pergi ke sekolah. Aku memeluknya erat sambil berkata, "Aku tidak pernah memperhatikan selama ini hidup pernikahan kita telah kehilangan keintiman satu dengan yang lain."

Aku mengendarai sendiri kendaraan ke kantorku, mampir ke tempat Jane. Melompat keluar dari mobilku tanpa mengunci pintunya. Begitu cepatnya karena aku takut jangan sampai ada sesuatu yang membuatku mengubah pikiranku. Aku naik ke lantai atas. Jane membuka pintu dan aku langsung berkata padanya. "Maaf Jane, aku tidak ingin menceraikan istriku."

Jane memandangku penuh tanda tanya bercampur keheranan dan kemudian menyentuh dahiku dengan jarinya. Aku mengelak dan berkata, "Maaf Jane, aku tidak akan bercerai. Hidup perkawinanku terasa membosankan karena dia dan aku tidak memaknai setiap momen kehidupan kami, bukan karena kami tidak saling mencintai satu sama lain. Sekarang aku menyadari sejak aku menggendongnya sebagai syaratnya itu, aku ingin terus menggendongnya sampai hari kematian kami."

Jane sangat kaget mendengar jawabanku. Dia menamparku dan kemudian membanting pintu dengan keras. Aku tidak menghiraukannya. Aku menuruni tangga dan mengendarai mobilku pergi menjauhinya. Aku singgah di sebuah toko bunga di sepanjang jalan itu, aku memesan bunga untuk istriku. Gadis penjual bunga bertanya apa yang harus kutulis di kartunya. Aku tersenyum dan menulis, "Aku akan menggendongmu setiap pagi sampai kematian menjemput."

Petang hari ketika aku tiba di rumah, dengan bunga di tanganku, sebuah senyum menghias wajahku. Aku berlari hanya untuk bertemu dengan istriku dan menyerahkan bunga itu sambil merangkulnya untuk memulai sesuatu yang baru dalam perkawinan kami. Tapi apa yang kutemukan? Istriku telah meninggal di atas tempat tidur yang telah kami tempati bersama 10 tahun pernikahan kami.



Aku baru tahu kalau istriku selama ini berjuang melawan kanker ganas yang telah menyerangnya berbulan-bulan tanpa pengetahuanku karena kesibukanku menjalin hubungan asmara dengan Jane. Istriku tahu bahwa dia akan meninggal dalam waktu yang relatif singkat. Meskipun begitu, dia ingin menyelamatkanku dari pandangan negatif yang mungkin lahir dari putra kami karena aku menginginkan perceraian, karena reaksi kebodohanku sebagai seorang suami dan ayah, untuk menceraikan wanita yang telah berkorban selama sepuluh tahun yang mempertahankan pernikahan kami dan demi putra kami.

Betapa berharganya sebuah pernikahan saat kita bisa melihat atau mengingat apa yang membuatnya berharga. Ingat ketika dulu perjuangan yang harus dilakukan, ingat tentang kejadian-kejadian yang telah terjadi di antara kalian, ingat juga tentang janji pernikahan yang telah dikatakan. Semuanya itu harusnya hanya berakhir saat maut memisahkan.

------------------

Sekecil apapun dari peristiwa atau hal dalam hidup sangat mempengaruhi hubungan kita. Itu bukan tergantung pada uang di bank, mobil atau kekayaan apapun namanya. Semuanya ini bisa menciptakan peluang untuk menggapai kebahagiaan tapi sangat pasti bahwa mereka tidak bisa memberikan kebahagiaan itu dari diri mereka sendiri. Suami-istrilah yang harus saling memberi demi kebahagiaan itu.

Karena itu, selalu dan selamanya jadilah teman bagi pasanganmu dan buatlah hal-hal yang kecil untuknya yang dapat membangun dan memperkuat hubungan dan keakraban di dalam hidup perkawinanmu. Milikilah sebuah perkawinan yang bahagia. Kamu pasti bisa mendapatkannya.

sumber : anyone



Melepas Amarah, Meraih Keikhlasan


Terus memendam amarah sama seperti menggenggam bara panas untuk dilontarkan kepada seseorang, Andalah yang akan terbakar"-  Sidharta Gautama


Dear Agan n Aganwati yang baik & sabar hatinya...

Dalam hidup memang wajar kalau ada peristiwa-peristiwa yang membuat kita marah dan kecewa. Tapi cepat kendalikan emosi Anda kembali. Jangan biarkan rasa amarah, dendam, iri, kesal atau kecewa kepada pasangan, teman, rekan kerja, atau atasan di kantor bercokol lama di hati kita. Kekesalan, amarah dan kekecewaan hanya akan mengaktifkan hukum tarik
menarik, membuat Anda menerima apa yang Anda berikan.  

Bila kesal pada pasangan atau ada kawan yang mengingkari janji, lalu Anda menyalahkan mereka atas kekacauan semua itu, maka Anda akan mendapatkan kembali keadaan yang dipersalahkan itu. Kembalinya keadaan itu tidak harus selalu dari orang yang Anda salahkan, 
tetapi sejatinya Anda akan mendapatkan kembali keadaan yang Anda salahkan itu. Ikhlaskanlah, maafkanlah. Hati akan terasa lebih lega dan ringan dalam menjalani hidup, lebih fokus terhadap tujuan hidup tanpa terbebani penyakit-penyakit hati yang hanya akan menghabiskan energi positif.

"Jika saya mengikhlaskan diri saya, saya menjadi yang saya inginkan. Jika saya mengikhlaskan yang saya punya, saya akan menerima apa yang saya butuhkan" 
-  Tao Te Ching

Semoga Tuhan mengaruniai sabar yang tak terbatas dan ikhlas yang tak bertepi untuk kita semua, sehingga apapun rintangan dan cobaan yang dilalui akan terasa lebih ringan. :-)


by Anne Ahira

Seni Memaksimalkan Daya Tarik

Memiliki kepribadian yang menarik pasti diidamkan setiap insan. Saya, Anda, maupun siapa saja. Kehadiran pribadi yang menarik selalu dinanti-nantikan banyak orang. Ketiadaannya dirindukan. 

Pertanyaannya, kualitas istimewa APA yang ada pada manusia, yang bisa membuat orang lain kagum dan terpesona?
Dan... ANDA-kah orangnya?

Sebagian orang mungkin berpikir hanya orang-orang yang cantik, ganteng secara fisik, pintar, atau bahkan kaya yang memiliki daya tarik? Sebenarnya tidak demikian!

Setiap orang berpotensi untuk menjadi seorang insan yang memiliki daya tarik tinggi, menjadi sosok yang dielu dan diharapkan. Termasuk kita sendiri!
Pesona kita bisa ditumbuhkan dan diciptakan dengan energi positif yang kita miliki. 

Bagaimana memunculkan aura positif kita agar membuat ketertarikan bagi yang lainnya? 

Berikut adalah 7 Seni Memaksimalkan Daya Tarik:

Terus berbuat baik tanpa pernah menghitungnya



Lakukan kebaikan layaknya menulis di atas pasir dan pahatlah di batu untuk setiap kesalahan yang Anda lakukan. 

Artinya, lupakan setiap kebaikan kita kepada orang lain, tak perlu menghitung. Sikap seperti ini akan melatih keikhlasan, dan pada saat terbiasa, kita akan merasakan arti puas yang sejati.

Merendahlah Agar Kita Menjadi Tinggi 



Orang yang merendah justru banyak disenangi orang lain. Lain halnya dengan orang yang sombong, kerendahan hati merupakan perwujudan dari toleransi dan memiliki nilai yang tinggi. 

Kerendahan hati dan kedamaian saling bertautan. Percayalah pada diri sendiri, dan singkirkan keinginan untuk selalu ingin membuktikan pada orang lain. 

Jagalah Kemurnian

 

Tampilah 'apa adanya'. Jadilah diri sendiri.  Untuk memiliki daya tarik kita tidak perlu menjadi orang lain. Menjadi diri sendiri jauh lebih bernilai ketimbang kita selalu ingin tampil 'seperti orang lain'. 

Jadilah Orang Yang Penuh Minat



Apa yang kita katakan pada diri sendiri tentang kehidupan dan diri kita sendiri, dari hari ke hari, adalah efek yang luar biasa. 

Sepanjang waktu, lihatlah diri kita sendiri sebagai pribadi yang menarik.
Pertahankan perasaaan itu sejelas mungkin dalam pikiran. 

Dengan sendirinya, 'alam' akan menarik segala hal yang penting untuk menyempurnakan perasaan dan pandangan kita itu. 

Jadilah orang yang selalu ceria, penuh harapan, dan buat dunia ini terpikat pada kita!

Wajah Ceria



Tertawa itu sehat. Buat wajah kita selalu ceria. 

Saat kita tersenyum, otak akan bereaksi dan memproduksi endorphin (zat alami yang memindahkan rasa sakit). Selain itu, senyuman akan membuat kita bisa rileks. Senyuman juga akan menebarkan kegembiraan pada orang lain. 

Tekankan dalam pikiran, saat kita bersama orang lain, bahwa senyuman dapat memperpendek 'jarak' antar orang lain. 

Antusias dan Hasrat

 

Dua hal ini merupakan ibu yang melahirkan sukses. Antusias dan hasrat dapat mendatangkan uang, kekuatan dan pengaruh. Hal besar tak akan dapat dicapai tanpa antusias. 

Yakin selalu pada apa yang kita kerjakan. Kerjakan tiap pekerjaan kita dengan penuh cinta. Masukan antusias dalam pribadi kita, maka ia akan menciptakan hal yang luar biasa buat
kita.

Tata Krama

 

Tingkah laku, kesopanan dan kebaikan bisa membuat orang lain percaya pada kita. Tata karma yang baik akan membuat orang lain merasa nyaman dengan kita. 

Tata karma merupakan sumber kesenangan, memberikan rasa aman, dan ini dilakukan dengan menunjukan penghormatan pada oran lain. 

Bersikap sopanlah pada setiap orang yang kita kenal, tidak peduli status dan kedudukan mereka. Perlakukanlah setiap orang dengan tata krama.

Nah, bagaimana kita, tidak sulit bukan? :-)

Putuskan Benang Itu...!!

Sahabat,

"Seutas benang itu sesungguhnya hanya ada dalam pikiran Anda!"

Ada kisah nyata tentang seekor gajah.
Sejak kecil ia sudah dirantai kakinya dengan seutas rantai sepanjang 4 meter.

Apa yang terjadi ketika rantai itu diganti dengan seutas benang? 

Gajah itu tetap saja berkeliling & tidak berani melangkah keluar dari area lingkaran 4 meter tersebut!



Dari kisah ini, pelajaran apa yang bisa kita ambil? 

Maaf, saya tidak bermaksud menyamakan diri kita dengan seekor gajah. :-) 

Namun bisa jadi, kita pun memiliki 'keterbelengguan' dengan seutas tali yang mengikat diri kita!

Kita tidak berani keluar dari zona yang dianggap nyaman. Meski sesungguhnya, kita bisa melakukan banyak hal hebat dari perkiraan kita!

Mari kita jujur pada diri sendiri, berapa banyak kesempatan yg sebenarnya hadir, melintas di depan kita, namun kita tidak mempedulikannya?

Kita mungkin menganggap peluang itu 'terlalu tinggi' untuk kita, dan merasa tidak pantas berada disana.

Atau mungkin kita malah merasa tidak mampu untuk melakukan hal itu padahal sama sekali belum pernah mencobanya?

Kita semua tahu, segala hal yang menurut kita 'begitu hebat', seringkali tidak selalu seperti yang kita bayangkan. 

Atau hal yang kita anggap sulit, kadang sebenarnya sangat gampang!

Ada dua kunci dalam hal ini :

1. Kita akan bisa jika Kita berpikir bisa
2. Kita akan gagal jika Kita berpikir gagal

So, jangan menyalahkan siapapun jika kesuksesan belum menghampiri diri kita.
Sebab, faktor utamanya terletak pada diri kita sendiri.

Oleh sebab itu, perhatikan dengan seksama, dan tanya pada diri sendiri, adakah seutas benang yang telah membelenggu diri kita selama ini?

Jika ya, maka segeralah untuk putuskan benang itu!

 

Cobalah bergerak maju dari lingkaran yang selama ini kita buat dan telah membelenggu diri kita sendiri!

Peluang itu sebenarnya selalu hadir kapan saja. Namun, karena kita selalu saja menutup mata, telinga, dan pikiran kita, maka peluang itu akan terlewat begitu saja!

Jika kita masih saja ragu untuk melangkah, cobalah untuk melatihnya sedikit demi sedikit. Dan jika kita sudah yakin, maka segeralah berlari cepat, keluar dari keterbelengguan kita.

Jika sudah seperti ini, maka siapa lagi yang diuntungkan, jika bukan kita sendiri? :-)

Saat Kenyataan Tak Sesuai Impian...


Sahabat,

Banyak orang yang merasa frustasi karena kenyataan mereka tidak sesuai dengan impian.

Sebagai contoh, ada seorang anak yang ingin kuliah di Universitas A, tapi nyatanya biaya tidak mencukupi. 

Atau, mereka yg merantau ke kota besar, bermimpi ingin mendapatkan pekerjaan berkelas nasional bahkan internasional, tapi nyatanya yang didapatkan hanyalah pekerjaan biasa-biasa saja & apa adanya. 

Ada juga seorang pengusaha, yg mungkin mengharapkan kenaikan profit 10 kali, malah mengalami kebangkrutan.

Apa yang kita harapkan, kadang memang tidak sesuai dengan kenyataan. Lalu apa yang harus kita lakukan?

Berikut adalah 3 langkah atau tips yang bisa kita lakukan saat mimpi tidak sesuai dengan kenyataan:

1. Bertindaklah selalu secara fleksibel dan dinamis


Jika Dendi betul-betul ingin menggapai kesuksesan, maka diperlukan *kesiapan* untuk bisa bertindak secara fleksible dan dinamis terhadap setiap perubahan yang terjadi.

Sekarang, saya akan buat sebuah analogi sederhana...

Saat ada badai atau angin topan yang besar, tidak jarang kita melihat pohon yang memiliki batang yang sangat besar tumbang! Apa sebab? 

Sebab mereka tidak kuat menahan beban yang diterima.

Namun coba tengoklah bambu! Karena batangnya yang lentur, maka bambu bisa fleksibel bergerak ke segala arah, dan jarang tumbang!

Nah, begitu pun dengan kita! Jika kita bertindak dan berpikir dinamis dan juga fleksibel, maka kita akan lebih tahan dalam menghadapi tantangan dan perubahan serta masalah yang datang.

2. Berpikirlah bahwa INILAH yang terbaik untuk kita!


Saat kenyataan tidak sesuai dengan impian, percayalah bahwa inilah yang terbaik untuk kita. Kita tidak pernah tahu skenario yang telah ditetapkan-Nya. 

Karena, segala sesuatu yang menurut logika kita baik, bisa jadi justru sebaliknya di mata Tuhan!

Berpikirlah selalu positif atas apapun yang terjadi pada diri kita. Jangan biarkan satu kegagalan membuat kita kecewa, apalagi sampai frustasi dan berlarut-larut. 

Sahabat tahu apa yang saya lakukan jika ada satu mimpi atau keinginan saya tidak kesampaian? Saya biasa mengatakan:

"Sudahlah Ahira, kamu tdk perlu kecewa, don't ask me why, it is GOOD for you! 
Sekarang kamu dengarkan baik-baik, Tuhan akan menggantinya dengan YANG LEBIH BAIK!
Tuhan tau kamu orang yg baik & bijaksana.
Hidupmu penuh dengan kelimpahan, dan kamu memang dilahirkan utk slalu jadi pemenang!"

Saya biasa mengatakannya di depan cermin dengan penuh keyakinan, tentunya saat saya sendirian! hehe... It works for me! :-)

Sahabat juga boleh coba nanti ;-)

Apa yang saya lakukan di atas itu adalah 'afirmasi'.

Afirmasi adalah kata-kata positif yang diucapkan berulang-ulang & diyakini untuk membentuk citra postif untuk mengurangi sikap-sikap negatif dalam diri kita.

Kata-kata afirmasi ini bisa kita buat/rancang sendiri, dan lalu bisa diucapkan secara verbal atau dalam hati. Menurut ahli Hynotherapy, afirmasi itu akan 'terekam' oleh alam bawah sadar kita. 

Dan jika terus-menerus diucapkan & dengan penuh keyakinan, maka kita SEDANG atau
AKAN menjadi seperti itu adanya, yang kita ucapkan! Dengan kata lain, afirmasi itu sama seperti DO'A. 

Okay, sekarang selanjutnya! :-)

Meski saat ini apa yang kita harapkan belum sesuai dengan impian, namun kita harus....

3. Tetap Siapkan MENTAL PEMENANG!


Saat kita mengalami kegagalan, lebih baik instropeksi diri daripada menyalahkan takdir. Siapa tahu, kita memang belum siap jadi pemenang! :-)

Bisa jadi kesuksesan hanya akan membuat kita menjadi sombong, dan karena saking sayangnya Tuhan kepada kita, Ia tidak mau hamba-Nya berbuat dosa. :-)

Sahabat, setiap kemenangan itu lebih baik dirintis dari setiap peluh kita! Akan lebih baik jika kemenangan itu kita dapatkan setahap demi setahap.

Banyak orang sukses, tapi kemudian mereka terjatuh. Ada yang bangkit lagi,ada yang tidak. Liku hidup setiap manusia memang tidak sama. 

Tapi ingat, kesempatan untuk menang itu selalu terbuka bagi siapa sajatanpa terkecuali!

Rejeki dan kemenangan itu sungguh tidak terkira banyaknya dari Tuhan, masih banyak yang menggantung di langit! :-)

Sekarang tinggal bagaimana cara Sahabat!
Apakah mau meraihnya? 
atau mengharapkan turun dengan sendirinya?

Saya sarankan, jangan pernah memilih yang kedua :-)

Kita semua tahu bahwa yang namanya kemenangan itu seringkali dimiliki oleh mereka yang... tdk pernah berhenti berusaha!
 
The last but not least...
Terkadang Tuhan menutup pintu yang satu,
untuk membuka pintu yang lain...