Dampak Terlalu Banyak Melarang Anak



Sebagaian orang tua, melarang juga diartikan sebagai disiplin. Atau orang tua takut anaknya celaka karena terlalu bebas bereksplorasi dengan lingkungannya, akhirnya orang tua banyak melarang.

Terlalu banyak melarang anak juga tidak baik. Banyak orang tua melarang anak dengan memberikan kata jangan yang sebagiknya dihindari. Alasan harus mengindari kata jangan dan alternatifnya. Atau dengan cara menakut-nakuti anak, ini loh dampaknya menakut-nakuti anak.


Berikut ini dampak terlalu banyak melarang anak

Dampak banyak Melarang Usia 0-12 Bulan: Perkembangan Terganggu

Karena tidak dapat bereksplorasi dengan lingkungannya, perkembangan bayi terganggu baik secara fisik maupun mental. Si kecil meganggap lingkungannya tidak aman. Ia takut saat hendak berekplorasin dengan benda atau barang yang di ketahuinya.
Dampak banyak Melarang Usia 1-2 Tahun: Kurang Kreatif

Anak kesulitan mendapatkan jalan keluar karena sering dilarang. Satu-satinya yang bisa dilakukan adalah meminta bantuan orang dewasa. Ia juga akan melihat orang lain terlebih dahulu.

Dampak banyak Melarang Usia 3-5 Tahun: Kurang Inspiratif

Ia baru bergerak jika ada yang menyuruh atau memberi perintah, tak ada dorongan dari diri sendiri untuk bertindak. Kurang tekun dalam mengerjakan sesuyatu sehingga mudah berhenti sebelum selesai. Kemampuan belajar dari lingkungannya juga sangat kurang. Segenap potensi yang dimilikinya pun tak dapat tergali.

Dampak banyak Melarang Usia 6-8 Tahun: Tidak Percaya diri

Karena keterampilannya kurang, anak jadi tidak percaya diri. Ia tumbuh jadi pribadi penakut dan pasif; hanya mengekor teman-temannya, tak bebas menentukan nasibnya sendiri. Kadang ia

Dampak banyak melarang Usia 9-12 Tahun: Prestasi Akademik Rendah

beberapa kemampuan dan kelebihannya terkubur begitu saja karena ia tak mampu mengasah da menepanya. Ingat, belajar kadang melalui proses trial and error atau learning by doing. Nah bagaimana anak mau mencoba kalau banyak dilarang?

Kemampuan analisanya juga berkurang karena proses belajarnya tidak optimal. Begitupula dengan kemampuannya memecahkan masalah, ia sulit mencari alternatif terbaik dari aneka persoalan yang ada. Dampaknya, prestasi akademiknya rendah.

0 komentar: