Saat Masih Hidup




Hai Agan dan Aganwati....hehhee...
Mumpung kopinya masih hangat, Langsung saja ya.....

Begini ceritanya,

suatu ketika (klw mau cerita pasti selalu begitu depannya...hehe :P) seorang yang sangat kaya bertanya kepada temannya.

"Mengapa aku dicela sebagai orang yang kikir? Padahal semua orang tahu bahwa aku telah membuat surat wasiat untuk mendermakan seluruh harta kekayaanku bila kelak aku mati."
"Begini," kata temannya, akan kuceritakan kepadamu tentang kisah babi dan sapi.
Serius nih.....

Suatu hari (tah eta....klw ga suatu ketika pasti suatu hari.....apal mereun, wkwkwwkk.....tapi baelah yang penting ga sesumbar janji mau di gantung di monas....:))

Lanjut.....

Suatu hari, babi mengeluh kepada sapi mengenai dirinya yang tidak disenangi manusia.....
"subhanallah, mengeluh tu tanda kurang bersyukur, ya kan sodara? dosa..."
"bae da ieu mah carita..."


Nah ini keluhannya...

"Mengapa orang selalu membicarakan kelembutanmu dan keindahan matamu yang sayu itu (mode lebay on), tanya babi.
Memang kau memberikan susu, mentega dan keju. Tapi yang kuberikan jauh lebih banyak. Aku memberikan lemak, daging, paha, bulu, kulit. Bahkan kakiku pun dibuat asinan! (maaf, kegadisan hanya untuk suami/istri yang sah saja) Tetapi tetap saja manusia tak menyenangiku. Mengapa?"

Sapi berpikir sejenak "sambil nyuruput kopi pahit dan menghisap sebatang lisong dalam-dalam......lalu, bhuuaarrr...haseupna ngajeos kamana2".

kemudian menjawab, "Ya, mungkin karena aku telah memberi kepada manusia ketika aku masih hidup."

Sekian 

udah segitu doank...

ngartikeun weh sorangan, penulis na bade kahampangan.....daaaghh...

0 komentar: