Mengenali Gejala2 Gangguan Jantung


Cek, apakah rambut di kepala Anda semakin lama semakin menipis. Ini bukan saja tanda penuaan. Kepala botak juga dapat mengindikiasikan adanya gangguan jantung. Kesimpulan itu berdasarkan penelitian yang dilakukan para ahli dari University of Copenhagen, Denmark, seperti dikutip Daily Mail. 
Selain timbunan lemak di sekitar mata, penyakit jantung juga diikuti dengan tanda kebotakan. Para ilmuwan juga menyimpulkan bahwa benjolan di bawah kulit pada lengan ataupun kaki juga merupakan tanda dari hiperkolesterol, yang menjadi pemicu gangguan jantung. Mereka memiliki resiko 57 persen lebih tinggi pada serangan jantung, dan 39 persen peningkatan resiko serangan jantung. 
Penelitian yang dilakukan pada 10 ribu lebih responden berusia 40 tahun keatas, menunjukkan bahwa sebagian besar mereka yang memiliki gangguan jantung, berkepala botak. 7.537 mengalami kebotakan di bagian depan, dan 3.938 botak pada bagian atas kepala. Sementara 3.405 memiliki lipatan daun telinga, dan 678 memiliki timbunan lemak di sekitar mata. 
Dalam studi tersebut, para peneliti mencatatkan jumlah uban, keriput pada kulit, dan tingkat kebotakan, deposit lemak, dan lipatan daun telinga. 
Dr Anne Tybjaerg Hansen, kepala penelitian ini mengatakan: "Tanda-tanda penuaan mencerminkan usia fisiologis atau biologis, bukan usia kronologis. Memeriksa tanda-tanda penuaan harus menjadi bagian rutin dari pemeriksaan fisik oleh dokter."
Sebelumnya, penelitian dari Harvard Medical School, juga menyatakan bahwa pria dengan kebotakan di puncak kepala memiliki 36 persen peningkatan risiko penyakit jantung. Sedangkan kebotakan pada bagian depan hanya memiliki resiko 9 persen. Kebotakan ini dikarenakan kadar testosteron yang tinggi, dan kurangnya suplai darah ke folikel rambut.
Kemudian,
Sepertinya cuaca panas akan lebih disukai, dari pada saat musim hujan yang notabene udaranya lebih dingin seperti sekarang ini. Anda masih bebas keluar rumah, tanpa takut akan guyuran hujan yang sangat mungkin menimbulkan keluhan berbagai penyakit. Batuk, demam, pilek, dan yang lainnya. Atau mungkin masalah pencernaan yang disebabkan karena makin berkembangnya bakteri dan parasit melalui air yang kotor.
Nah, ternyata udara dingin tidak hanya menebar penyakit tersebut, tapi juga serangan jantung. Sebuah penelitian di  Amerika, menemukan jika kasus serangan jantung ini sangat meningkat saat musim dingin. Ini menunjukkan jika jantung juga berkaitan dengan perubahan musim. 
Para peneliti di Good Samaritan Hospital, Los Angeles, melakukan analisa ini selama empat tahun, di tujuh negara bagian dengan iklim yang berbeda. California, Texas, Arizona, Georgia, Washington, Pennsylvania, dan Massachusetts. Arizona, misalnya, dianggap memiliki iklim dingin yang lebih hangat, dibandingkan Massachusetts.
Dikutip Daily Mail, para peneliti ini mencatat adanya kenaikan angka kematian akibat serangan jantung saat musim dingin. Yakni 26 hingga 36 persen. Dan ini terjadi di semua wilayah tersebut. Suhu dingin yang berimbas pada flu dan gangguan  infeksi saluran pernapasan lainnya, disebut menyumbangkan faktor risiko pada peningkatan kasus jantung. Selain itu, pada suhu rendah, angka kekentalan darah pun meningkat. Ini menyebabkan jantung dan arteri bekerja lebih keras dalam melakukan pasokan darah ke seluruh tubuh. 
Bryan Schwartz, dari University of New Mexico, yang terlibat dalam penelitian tersebut menekankan pentingnya vaksinasi flu dan asupan vitamin bagi mereka yang memiliki daya tahan tubuh lemah. 

sumber : viva.life.co.id

0 komentar: