Apa yang anda pikirkan ketika mendengar kata "resiko"? Sesuatu yang menakutkan? Bahaya yang mengancam? Sandungan bagi keberhasilan? Kemungkinan rugi? Atau, apa?
Tak salah bila kita menganggap resiko selalu berwajah seram. Tanpa sadar, sudah terlalu lama, kita belajar untuk selalu menghindari resiko. Padahal sesungguhnya tak seorang pun bisa mengelak dari kemungkinan untuk gagal.
Namun, itu bukan berarti kita harus gagal. Kita hanya perlu memandang resiko dari sudut yang sama sekali berbeda. Bahwa segala sesuatu adalah resiko.
Hanya karena kita bisa mengatasinyalah kita tak menganggapnya terlalu serius. Resiko menampakkan taringnya karena kita tak tahu bagaimana menghadapinya.
Karena itu, salah satu kunci terutama dalam berteman dengan resiko secara damai adalah membangun pengelolaan yang baik dan benar, serta menumbuhkan budaya kerja yang sehat, berkemampuan hidup tinggi, dan, sekali lagi, mengakui adanya kemungkinan untuk gagal.
Resiko tak lebih dari cemeti yang mengajarkan kita untuk tetap realistis.
Namun, itu bukan berarti kita harus gagal. Kita hanya perlu memandang resiko dari sudut yang sama sekali berbeda. Bahwa segala sesuatu adalah resiko.
Hanya karena kita bisa mengatasinyalah kita tak menganggapnya terlalu serius. Resiko menampakkan taringnya karena kita tak tahu bagaimana menghadapinya.
Karena itu, salah satu kunci terutama dalam berteman dengan resiko secara damai adalah membangun pengelolaan yang baik dan benar, serta menumbuhkan budaya kerja yang sehat, berkemampuan hidup tinggi, dan, sekali lagi, mengakui adanya kemungkinan untuk gagal.
Resiko tak lebih dari cemeti yang mengajarkan kita untuk tetap realistis.
Bila anda mengunggu, maka yang yang terjadi adalah anda semakin tua. (Larry McMurty)
Usia bukanlah hambatan. Namun, keterbatasan yang anda masukkan ke dalam benak anda. (Jackie Joyner-Kersee)
Orang tua percaya segalanya; Orang dewasa mencurigai segalanya; anak muda tahu segalanya. (Oscar Wilde)
0 komentar:
Posting Komentar