Oleh : Bobby Herwibowo
Selamat Siang..!!! Semoga hari ini lebih baik dari
hari kemarin
Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia
tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur. QS. Al Baqarah : 243
Ada seorang sahabat menuturkan kisahnya. Dia bernama Budiman.
Sore itu ia menemani istri dan seorang putrinya
berbelanja kebutuhan rumah tangga bulanan di sebuah toko swalayan.
Usai mereka membayar semua barang belanjaan.
Tangan-tangan mereka sarat dengan tas plastik belanjaan.
Baru saja mereka keluar dari toko swalayan,
istri Budiman dihampiri seorang wanita pengemis
yang saat itu bersama seorang putri kecilnya.
Wanita pengemis itu berkata kepada istri Budiman,
"Beri kami sedekah, Bu!"
Istri Budiman kemudian membuka dompetnya lalu
ia menyodorkan selembar uang kertas berjumlah 1000 rupiah.
Wanita pengemis itu lalu menerimanya. Tatkala ia tahu jumlahnya dan
ternyata itu tidak mencukup kebutuhannya, ia kemudian menguncupkan
jari-jarinya dan ia arahkan kearah mulutnya, kemudian ia memegang kepala anaknya
dan sekali lagi ia mengarahkan jari-jari yang
terkuncup itu ke arah mulutnya. Seolah ia berkata dengan bahasa isyarat,
"Aku dan anakku ini sudah berhari-hari tidak makan, tolong beri kami
tambahan sedekah untuk bisa membeli makanan."
Mendapati isyarat pengemis wanita itu, istri Budiman pun membalas
isyarat dengan gerak tangannya seolah berkata,
"Tidak... tidak, aku tidak akan menambahkan sedekah untukmu!"
Ironisnya meski ia tidak menambahkan sedekahnya malah istri dan
putrinya Budiman menuju ke sebuah gerobak gorengan untuk membeli cemilan.
Pada kesempatan yang sama Budiman berjalan ke arah ATM center
guna mengecek saldo rekeningnya. Saat itu memang adalah tanggal dimana ia
menerima gajian dari perusahaannya,
karenanya Budiman ingin mengecek saldo rekeningnya.
Ia sudah berada di depan ATM. Ia masukkan kartu ke dalam mesin tersebut.
Ia tekan langsung tombol INFORMASI SALDO. Sesaat kemudian muncullah
beberapa digit angka yang membuat Budiman menyunggingkan
senyum kecil dari mulutnya. Ya, uang gajiannya sudah masuk ke dalam rekening.
Budiman menarik sejumlah uang dalam bilangan jutaan rupiah dari ATM.
Pecahan ratusan ribu berwarna merah kini sudah menyesaki dompetnya.
Lalu ada satu lembar uang berwarna merah juga, namun kali ini bernilai 10 ribu
yang ia tarik dari dompet.
Kemudian uang itu ia lipat
menjadi kecil dan ia berniat untuk berbagi dengan wanita pengemis yang tadi
meminta tambahan sedekah.
Budiman memberikan uang itu. Lalu saat sang wanita melihat
nilai uang yang ia terima betapa girangnya dia. Ia berucap syukur kepada
Allah dan berterima kasih kepada Budiman dengan kalimat-kalimat penuh kesungguhan:
"Alhamdulillah. .. Alhamdulillah. .. Alhamdulillah. ..Terima kasih tuan!
Semoga Allah memberikan rezeki berlipat untuk tuan dan keluarga.
Semoga Allah memberi kebahagiaan lahir dan batin untuk tuan dan keluarga.
Diberikan karunia keluarga sakinah, mawaddah warahmah.
Rumah tangga harmonis dan anak-anak yang shaleh dan shalehah.
Semoga tuan dan keluarga juga diberi kedudukan yang terhormat kelak nanti
di surga...!"
Budiman tidak menyangka ia akan mendengar respon yang begitu mengharukan.
Budiman mengira bahwa pengemis tadi hanya akan berucap terima kasih saja.
Namun, apa yang diucapkan oleh wanita pengemis tadi sungguh membuat
Budiman terpukau dan membisu. Apalagi tatkala sekali lagi ia dengar wanita
itu berkata kepada putri kecilnya,
"Dik, Alhamdulillah akhirnya kita bisa makan juga....!"
Deggg...!!! Hati Budiman tergedor dengan begitu kencang. Rupanya wanita tadi
sungguh
berharap tambahan sedekah agar ia dan putrinya bisa makan.
Sejurus kemudian mata Budiman membuntuti kepergian mereka berdua yang berlari
menyeberang jalan, lalu masuk ke sebuah warung tegal untuk makan di sana.
Budiman masih terdiam dan terpana di tempat itu. Hingga istri dan putrinya
kembali lagi dan keduanya menyapa Budiman. Mata Budiman kini mulai
berkaca-kaca dan istrinya pun mengetahui itu.
"Ada apa Pak?" Istrinya bertanya. Dengan suara yang agak berat dan terbata
Budiman menjelaskan:
"Aku baru saja menambahkan sedekah kepada wanita tadi sebanyak 10 ribu rupiah!"
Awalnya istri Budiman hampir tidak setuju
tatkala Budiman menyatakan bahwa ia memberi tambahan sedekah kepada wanita pengemis,
namun Budiman melanjutkan kalimatnya:
"Bu..., aku memberi sedekah kepadanya sebanyak itu. Saat menerimanya,
ia berucap hamdalah berkali-kali seraya bersyukur kepada Allah.
Tidak itu saja, ia mendoakan aku, mendoakan dirimu, anak-anak dan keluarga kita.
Panjaaaang sekali ia berdoa! Dia hanya menerima karunia dari Allah Swt
sebesar 10 ribu saja sudah sedemikian hebatnya bersyukur.
Padahal aku sebelumnya melihat di ATM saat aku mengecek saldo dan ternyata di sana ada jumlah yang mungkin ratusan bahkan ribuan kali lipat dari 10 ribu rupiah.
Saat melihat saldo itu, aku hanya mengangguk-angguk dan tersenyum.
Aku terlupa bersyukur, dan aku lupa berucap hamdalah. Bu...,
aku malu kepada Allah! Dia terima hanya 10 ribu begitu bersyukurnya dia
kepada Allah dan berterimakasih kepadaku. Kalau memang demikian,
siapakah yang pantas masuk ke dalam surga Allah, apakah dia yang menerima 10 ribu
dengan syukur yang luar biasa, ataukah aku yang menerima jumlah lebih banyak
dari itu namun sedikitpun aku tak berucap hamdalah."
Budiman mengakhiri kalimatnya dengan suara yang terbata-bata dan beberapa
bulir air mata yang menetes. Istrinya pun menjadi lemas setelah menyadari betapa selama ini kurang bersyukur sebagai hamba.
Ya Allah, ampunilah kami para hamba-Mu yang suka lalai atas segala nikmat-Mu!
0 komentar:
Posting Komentar