Cerita Sahabat

Dear All,

Ketika saya nge cek email yahoo saya, karena memang acount saya yang satu ini selalu di anak tirikan. hanya buka tutup begitu saja, ga pernah saya baca isinya. Ternyata di dalamnya ada pesan yg di kirim cukup lama (06 april 2009) dari catatan seorang teman baik saya. isinya sederhana, namun ternyata muatannya berat jg dan sangat bagus menurut saya.
dan seperti ini lah isinya, asli tanpa saya edit lagi. mudah2an bermanfaat...

Malam Jum'at di Masjid Rungkut Jaya.

Suatu kali.
Beberapa ayat telah dikupas dari berbagai tafsir:
Jalalain, Al-Mishbah, Al-Azhar, Adz-Dzikra, Fii Dzilalil Qur'an, dan beberapa tafsir berbahasa Jawa dan Inggris.

"Saya pernah berdoa yang tak biasa, Pak," kata Bu Kus membuka sesi pertanyaan.

"Apa itu, Bu Kus?" tanya Pak Suherman Rosyidi, Sang Ustadz.

"Suatu kali saya berdoa: Ya Allah, jadikan saya isteri yang selalu terlihat cantik di mata suami."

"Doa yang bagus, dong," sergah Pak Ustadz,
"lalu apa yang terjadi?"

"Ya, memang bagus, Pak Herman. Tetapi, esok harinya wajah saya mulai ditumbuhi jerawat yang saya tidak tahu darimana datangnya. Banyak.
Beberapa hari kemudian malah memenuhi seluruh wajah. Saya jadi kebingungan. Akhirnya mau tidak mau saya harus menjalani perawatan kecantikan wajah ke sebuah salon kecantikan, suatu hal yang tidak pernah saya lakukan. Saya harus datang ke tempat itu untuk membersihkan jerawat di muka saya. Berkali-kali. Berhari-hari. Hasilnya
tentu saja mengejutkan saya. Wajah saya menjadi lebih bersih dari semula. Lebih cantik."

"Berarti doa ibu dikabulkan sama Allah. Ya nggak?"

"Ya, sih Pak. Tetapi itu belum seberapa, Pak."

"Maksudnya gimana?"

"Saya juga pernah berdoa yang tak biasa, Pak. Doa yang lain."

"Apa itu?"

"Saya berdoa agar Allah menjadikan saya isteri yang setia pada suami."

"Doa yang bagus juga. Lalu apa yang terjadi, Bu?"

"Esok harinya, suami saya jatuh sakit. Tak bisa bangun. Ia harus dirawat
di rumah sakit. Berhari-hari. Saya mau tak mau harus menungguinya selama terbaring itu. Saya bahkan sampai merasa itu semua seperti ujian bagi saya. Ujian terhadap kesetiaan saya, apakah saya tetap setia pada suami apa tidak. Saya seketika teringat akan doa yang pernah saya panjatkan sebelumnya."

"Berarti doa ibu dikabulkan sama Allah. Ya nggak?"

"Ya, sih, Pak."

"Lalu sekarang, pertanyaannya Ibu apa?"

"Bukan pertanyaan, Pak."

"Lalu apa?"

"Sekarang ini, saya justru merasa takut untuk berdoa. Gimana ini?"

***

"Apakah Tuhan memberikan apa yang engkau harap dengan mengantarkannya d alam bungkusan yang indah?"

Neno Warisman pernah bertanya demikian pada sebuah acara di televisi, mengutip pernyataan seorang pakar yang aku lupa namanya.

"Tidak!" lanjut Neno. "Tuhan tidak mengantarkan apa yang engkau minta d alam sebuah bungkusan yang menarik lagi indah. Bahkan Ia mengantarkannya d alam bungkusan yang jelek, ruwet, carut-marut, dan kelihatannya sukar untuk dibuka.

Pertanyaannya adalah: mengapa?"

"Itu tidak lain karena Ia ingin melihat bagaimana engkau membuka bungkusan itu dengan penuh kesabaran, telaten, bersusah-payah lapis demi lapis, sedikit demi sedikit, terus, terus, dan terus. Tak pernah berhenti apalagi berpaling. Hingga pada akhirnya bungkus terakhir terbuka dan engkau mendapatkan sesuatu yang engkau harapkan ada di dalam nya."

Bukankah Allah pasti akan mengabulkan apa yang hamba-Nya pinta? Kuncinya kalau begitu adalah: jangan pernah berhenti memuja. Jangan pernah berhenti berharap.

Allah tidak tidur.
Allah Maha Mengetahui.
Allah Maha Mendengar.
Dia Maha Rahman dan Rahim.

Sungguh tak ada yang sepatutnya kita lakukan kecuali selalu berprasangka baik pada setiap pemberian-Nya. Entah nikmat, entah musibah. Karena musibah pun mungkin hanyalah bungkus belaka; yang selayaknya kita yakini bahwa itu semua hanya karena Ia ingin melihat kita membukanya dengan sepenuh cinta.

"GOD hears more than u say, GOD answers more than u ask
GOD gives more than u desire ; realized it"

0 komentar: